Rabu 14 Aug 2019 22:25 WIB

Tiga Negara akan Investasi Pengolahan Sampah di Bekasi

Tiga negara yakni Jepang, Korsel, dan Jerman akan bantu pengolahan sampah di Bekasi.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pemulung beraktivitas di area zona Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/6/2019).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Pemulung beraktivitas di area zona Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kota Bekasi akan menggandeng investor asing untuk mengelola sampah. Sebelumnya Pemkot Bekasi telah bekerja sama dengan PT. Nusa Wijaya Abadi (NWA) untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Kali ini pengelolaan sampah akan menggandeng tiga negara: Jepang, Korea Selatan, dan Jerman.

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menjelaskan, Rabu (14/8), kerja sama ditujukan untuk mengelola sampah dalam skala mikro. PLTSa Sumur Batu, Bantargebang, Bekasi baru dapat memusnahkan sampah sekitar 120 ton sampah/harinya. Padahal, dalam satu harinya sampah di Kota Bekasi mencapai 1.500 ton.

"Selain NWA (PT. Nusa Wijaya Abadi) yang nantinya berkemampuan kapasitas besar. Tapi kita juga punya beberapa investor untuk skala yang kecil," kata Tri saat ditemui Republika.co.id di kantor wali kota.

Ia menambahkan, meskipun akan ada kerja sama baru,  Pemkot tetap menjalankan program pengelolaan sampah PT. NWA. "Jadi NWA tetap kita adopsi, setidaknya NWA dapat menghasilkan listrik 1,5 megawatt," ujarnya.

Tri menyatakan, kerja sama pengelolaan sampah tersebut masih dalam tahap pembicaraan. Ia akan menindaklanjuti hingga tercipta MoU (memorandum of understanding).

Dengan cara tersebut Wakil Wali Kota Bekasi itu berharap, keseluruhan sampah di Kota Bekasi akan dapat dimusnahkan. Ia menargetkan dalam satu atau dua tahun, semua infrastruktur pengolah sampah tersebut sudah terbangun di Kota Bekasi.

Dalam kesempatan terpisah, Tim Wali Kota untuk Percepatan Penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan (TWUP4), Benny Tunggul menjelaskan, kerja sama dengan tiga negara tersebut akan dikelompokkan dalam tiga tingkatan. Mencakup hulu, tengah, dan hilir.

Pada mulanya, di tingkat hulu, Pemkot Bekasi akan melakukan klasterisasi di beberapa kelurahan. Sehingga nantinya sampah yang mereka hasilkan, langsung dapat dimusnahkan.

Terkait klasterisasi, program pengelolaan sampah tersebut akan dikerjakan lewat kerja sama dengan pengusaha persampahan di Jepang. "Pengusaha dari Jepang akan membentuk semacam eco-business di setiap klaster," kata Benny kepada Republika.co.id.

Kemudian, terkait pengelolaan sampah di tingkat hilir. Hal itu akan dilakukan melalui kerja sama dengan Korea Selatan. Kerja sama tersebut dilakukan dalam bentuk pembangunan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).

"Bedanya dengan yang di sumur batu, yang dari Korea ini menggunakan high-technology (sistem termal). Mereka sudah teruji di beberapa negara," ujarnya.

Kemudian, Benny menambahkan, pengelolaan sampah di tingkat tengah akan dilakukan melalui kerja sama dengan Jerman. Ia menyatakan, Jerman akan memberikan dua buah kapal pembersih sungai.

Selain membersihkan sungai, pengelolaan sampah di tingkat tengah akan dilakukan melalui program sedekah sampah. Hal itu ditujukan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. "Selama ini masyarakat membuang sampah karena mereka belum mengerti bahwa sampah juga memiliki nilai (berharga)," katanya.

Kemudian, ketika disinggung soal bentuk investasi. Benny menuturkan, program tersebut merupakan investasi penuh (full investment). Oleh karena itu, tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh Pemkot Bekasi. Hanya saya nantinya, Pemkot akan bekerja untuk mengawasi program tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement