Rabu 14 Aug 2019 20:37 WIB

Surya Paloh Belum Diberitahu Soal Komposisi Menteri

Jokowi telah menyebutkan komposisi menteri di kabinetnya pada periode mendatang.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh usai menjadi pembicara dalam kuliah umum di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Rabu (14/8).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh usai menjadi pembicara dalam kuliah umum di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengaku belum mengetahui mengenai susunan kabinet Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin untuk periode 2019-2024 yang telah dirampungkan. Kendati demikian, Surya menyatakan menyerahkan seluruh keputusan terkait menteri, termasuk posisinya, kepada Jokowi. 

"Belum, mungkin saya barangkali yang terakhir (diberitahu)," kata Surya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Rabu (14/8).

Baca Juga

Surya mengaku tak masalah jika dirinya memang belum diberi kabar oleh Jokowi soal susunan nama menteri. Surya mengatakan pemilihan anggota kabinet, termasuk posisi dan nama, merupakan hak prerogatif presiden. 

Ia mengatakan presiden yang berhak memilih orang yang akan membantunya lima tahun ke depan. Ia pun menegaskan akan mendukung apa pun keputusan Jokowi terkait menteri, termasuk soal komposisi menteri yang disebut akan berjumlah 55 persen dari kalangan profesional dan 45 persen dari kalangan partai politik.

"Mau itu (jatah menteri untuk parpol) 25 persen, 30 persen, 50, 100 itu hak prerogatif presiden. Apa pun terserah Bapak Presiden," ujar Surya.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Adi Prayitno mengatakan Jokowi telah menggunakan hak prerogatifnya. Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga dinilai menunjukkan otoritasnya sebagai presiden terpilih.

"Jokowi ingin menunjukkan otoritasnya sebagai presiden yang di pilih rakyat langsung, yang tidak bisa disubordinasi di bawah parpol," ujar Adi kepada Republika.

Ia menilai, pada periode kedua ini Jokowi akan bersifat otonom menentukan postur kabinetnya. Dengan demikian, komposisi tersebut kemungkinan besar akan terealisasi.

"Pasti kabinet Jokowi nantinya hasil kompromi dengan parpol pengusung. Jalan keluarnya win win solution. Dengan komposisi itu Jokowi sepertinya ingin bernegoisasi dengan parpol pengusungnya," ujar Adi.

Presiden terpilih Joko Widodo telah mengumumkan komposisi menteri di kabinetnya pada periode 2019-2024. Komposisi kabinetnya nanti berisi 55 persen profesional dan 45 persen dari partai politik.

Selain didominasi profesional, dia juga menyebutkan bahwa nanti dalam kabinetnya ada menteri yang berusia di bawah 30 tahun.  Kabinet yang berusia muda ini, ditegaskannya bukan berasal dari unsur partai politik.

Komposisinya, 55 persen profesional dan 45 persen dari parpol," ujar Jokowi dalam pertemuan makan siang dengan pimpinan media massa di Istana Merdeka, Rabu (14/8).

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement