Rabu 14 Aug 2019 19:46 WIB

Silang Pendapat Elite Gerindra Soal Isu 'Penumpang Gelap'

Isu adanya penumpang gelap di Koalisi Adil Makmur sempat menimbulkan polemik.

Partai Gerindra
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Partai Gerindra

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arif Satrio Nugroho

Isu 'penumpang gelap' menimbulkan perbedaan pendapat yang dilontarkan para politikus Gerindra. Ada pendapat politikus Gerindra yang menyatakan keberadaan penumpang gelap itu, ada pula yang tidak setuju dengan istilah penumpang gelap.

Baca Juga

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menjadi salah satu politikus Gerindra yang tak sepakat dengan istilah penumpang gelap sebagai pihak yang tak menyukai rekonsiliasi Prabowo - Jokowi itu. Menurut dia, penumpang gelap itu tidak ada.

"Tidak ada soal penumpng gelap ya, mereka adalah rakyat, para pendukung, umat ya yang memperjuangkan. Tapi kalau ada orang-orang yang mempunyai pikiran-pikiran lain ya di manapun selalu ada," ujar Fadli Zon di Kompleks Parlemen RI, Rabu (14/8).

Fadli mengakui ada kelompok yang kerap bertindak berbeda dari yang diperintah Prabowo. Namun, menurutnya hal itu wajar terjadi. Karena para pendukung Prabowo terdiri dari berbagai elemen relawan dan pendukung.

"Tapi kita tetap menghargai semua perjuangan relawan dari semua kelompok, emak-emak, kan memperjuangkan pemilu yang jujur dan adil, dan akhirnya juga mereka juga cooling down," kata Fadli. Ia menyebut, Prabowo masih menghargai siapa pun unsur relawan yang mendukungnya dengan berbagai cara.

Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono juga menjadi yang sependapat dengan Fadli. Ia membantah keberadaan penumpang gelap yang tidak menyukai rekonsiliasi Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Pernyataan Arief ini bertolak belakang dengan pernyataan sejumlah politikus Gerindra.

"Jadi penumpang gelap itu cuma isapan jempol saja yang sengaja dilontarkan orang orang lagi banyak dapat untung gede dari perhelatan pilpres," kata Arief Poyuono saat dihubungi, Selasa (31/8).

Poyuono berkelalakar seluruh 'penumpang' sudah terdaftar dalam manifest penumpang. Artinya, seluruh pihak pendukung Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 sudah jelas dan tidak ada yang disebut sebagai penumpang gelap.

"Sekarang mereka semua sudah kembali ke tempat masing masing karena tujuannya sudah sampai dan sudah selesai, yaitu KPU sudah menetapkan pemenang pilpres yaitu Joko Widodo - Maruf Amin," ujar Arief.

Ia pun menyatakan, kompetisi sudah usai. Ia berharap, semua pihak tidak perlu saling memojokkan dengan isu penumpang gelap.

"Kasihan relawan relawan Prabowo Sandi yang sukarela dan ikhlas berjuang di anggap penumpang gelap. Wong relawan Prabowo-Sandi Juga sudah move-on kok dan sudah kembali beraktivitas nonpolitik ya," ujar Arief.

Frasa 'penumpang gelap' pendukung Prabowo-Sandi sendiri pertama kali muncul dari mulut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad pada Jumat (9/8) lalu. Ia mengungkapkan, ada pihak yang sering menghasut Prabowo Subianto di Pilpres 2019 demi kepentingan pribadi.

Dasco menyebut, penumpang gelap tersebut selama Pilpres 2019, tak lelah mendukung Prabowo. Bahkan, dukungan mereka tak surut hingga Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengajukan sengketa Pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Penumpang gelap itu disebut berniat melakukan demonstrasi selama sidang sengketa pilpres di sekitar MK. Namun, saat itu Prabowo dengan tegas menolak hal tersebut.

"Itu tidak disangka dan tidak diduga, Prabowo akan umumkan ke pendukungnya untuk tidak melakukan demo, tidak datang ke MK agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Dasco di Hotel Ashley, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/8).

Rupanya, keputusan Prabowo itu mengecewakan penumpang gelap yang sedari awal mendukungnya. Tak sampai di situ, mereka pun menghasut mantan Danjen Kopassus itu agar mengikutsertakan ulama dan emak-emak agar memprotes hasil Pilpres 2019.

Juru Bicara Gerindra Andre Rosiade pun mengklarifikasi, penumpang gelap itu bukanlah Ulama Alumni 212. Penumpang gelapitu bukan juga berasal dari partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi.

"Penumpang gelap itu bukan dari koalisi bukan juga ulama 212, saya ingin klarifikasi ya, penumpang gelap itu bukan teman koalisi kami bukan juga ulama 212 yqng mendukung kami," kata Andre Rosiade, Sabtu (10/8) lalu.

Penumpang gelap itu, kata Andre telah berusaha membenturkan kubu Jokowi dan Prabowo. Penumpang gelap itu disebut Andre mendatangi Prabowo, lalu menjadikan ulama dan emak-emak itu sebagai korban bentrokan dengan aparat kepolisian.

Namun, dorongan penumpang gelap itu tidak disetujui oleh Prabowo. Menurut Andre, Prabowo tak setuju bila sampai terjadi keributan di Indonesia.

"Karena itu ingin Indonesia chaos, ingin Pak Jokowi disalahkan, ingin Indonesia ribut. Pak Prabowo sebagai patriot dan negarawan menolak hal itu," ujar Andre menegaskan.

Kendati demikian, Andre tetap enggan menjelaskan secara rinci identitas maupun kelompok penumpang gelap yang dimaksud. Andre menyerahkan pada aparat ihwal penindakan penumpang gelap itu. Ia juga menyebut, penumpang gelap itu sudah berada dalam penanganan aparat.

[video] PKS Yakin Gerindra Gabung Oposisi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement