Rabu 14 Aug 2019 15:32 WIB

Emil Pastikan Atlet Jabar tak Ada yang Dibajak

Emil menargetkan atlet Jabar memperoleh 165 emas di PON 2020.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan arahan saat Apel Besar Kontingen Jabar PON XX/2020, di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (14/8).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan arahan saat Apel Besar Kontingen Jabar PON XX/2020, di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil optimistis pada pekan olah raga nasional (PON) 2020 di Papua, Provinsi Jawa Barat (Jabar) bisa kembali menjadi juara umum. Menurut Ridwan Kamil, berdasarkan hitung-hitungan matematikan atas prestasi PON sebelumnya.

Terkait isu pembajakan atlet, menurut Ridwan Kamil, tidak ada olahragawan dari Jabar yang akan bertanding di PON pindah ke provinsi lain. Adapun satu nama yang disebut membelot, hal itu bukan perkara uang melainkan yang bersangkutan harus pindah dinas kerja ke daerah lain.

Baca Juga

"Tak ada yang pindah. Kalaupun ada, memang karena ditugaskan ke daerah lain," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam Apel Besar Kontingen PON di halaman Gedung Sate, Rabu (14/8).

Emil mengatakan, ia telah melakukan kalkulasi dengan KONI Jabar mengenai potensi Jabar kembali tampil sebagai pemenang utama dalam pagelaran ini. Berkaca dari perolehan medali PON 2016, maka kemungkinan untuk menjadi juara umum terbuka lebar.

"Kita targetkan bisa mendapat medali 165 untuk emas. Semua harus kerja kears dan tetap semangat agar Jabar Juara bisa mencapai puncaknya pada PON 2020," katanya.

Menurut Emil, untuk mencapai harapan juara umum pada PON tahun depan, ia meminta KONI baik yang ada di provinsi maupun pengurus cabang lebih giat melakukan pelatihan secara prima. Para pelatih harus bisa memaksimalkan potensi para atlet sehingga nantinya mereka mampu berprestasi.

Sedangkan dari pemerintah daerah, kata Emil, ia akan membantu dalam hal keuangan. Tahun ini, dana yang akan dikucurkan tahun ini sedikitnya Rp 40 miliar. Namun anggaran ini bisa naik menyesuaikan dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) perubahan.

"Tapi kami dan dewan sepakat untuk mendukung (atlet) agar berprestasi," katanya.

Hal senada disampaikan Ketua KONI Jabar Ahmad Saefudin. Ia memastikan, tidak ada pemnbajakan atlet menjelang PON 2020. "Ada satu orang itu karena mutasi. Dia atlet menembak. Dari TNI karen memang harus pindah ke Papua," katanya.

Ahmad mengatakan, persoalan anggaran yang dikucurkan kepada atlet biasanya menjadi pemicu para olahragawan ini berpindah dukungan. Namun dengan bantuan dana dari Pemprov Jabar yang cukup maka para atlet pun tidak kesulitan dan meminimalisir perpindahan atlet.

Saat penyelenggaraan PON nanti, kata dia, anggaran yang dibutuhkan memang tidak sedikit. KONI memprediksi, PON membutuhkan dana sekitar Rp 550 miliar mulai dari pelatihan, hingga operasional kegiatan.

"Tapi kita lihat komitmen yang nanti diberikan sesuai situasi dan kondisi.  Tapi kita (para atlet) berkomitmen untuk berikan yang terbaik," katanya.

Dalam PON 2020, kata dia, akan ada 63 cabang olahraga yang memperebutkan 768 medali emas. KONI Jabar sendiri tidak memprioritaskan cabang olahraga mana yang harus banyak dimenangkan. Menurut Ahmad, semua cabang olahraga penting dan diusahakan seluruh atlet tampil optimal agar mampu membawa pulang medali.

"Semua cabor (cabang olah raga) unggulan. Tapi secara fakta memang kita masih unggul," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement