Rabu 14 Aug 2019 08:19 WIB

Mardani Ingatkan Demokrat Soal Peran Oposisi

Dalam politik jika tak menjadi leader biasanya tak dapat banyak kredit di masyarakat.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PKS Mardani Ali Sera mengingatkan Partai Demokrat yang kian berusaha merapat ke kubu pemerintahan. Mardani mengatakan, terus menerus mengekor ke pemerintahan, maka partai politik yang tadinya besar malah menjadi partai kelas menengah.

"Dalam politik kalau tidak menjadi leader dan trendsetter biasanya tidak mendapat banyak kredit dari masyarakat, artinya berpeluang menjadi partai medioker. Akan sehat bagi demokrasi jika ada oposisi yang kuat," kata Mardani dalam pesan singkatnya, Rabu (14/8).

Baca Juga

Terkait manuver Demokrat, Mardani menilai, tiap partai mempunyai kemandirian dalam memutuskan masa depan dan strategi partai masing-masing. Dalam hal ini, Mardani pun mengingatkan agar pendapat para pendukung tetap menjadi pertimbangan utama.

"Demokrat partai besar. Tentu pendapat para pendukung merupakan pertimbangan utama," kata Mardani yang juga menegaskan PKS tetap istiqamah di jalur oposisi.

Sebelumnya, Partai Demokrat mengakui, mayoritas kadernya ingin bergabung dengan koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Kendati demikian, secara umum partai belum mengambil keputusan. "Memang mayoritas memang ya sih ingin ya bergabung kalau, dengan catatan ya kalau memang chemistry dan kebersamaannya bisa dibangun," kata Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Kendati demikian, Syarief menegaskan keputusan Demokrat baru bisa diputuskan oleh rapat Majelis Tinggi. Kendati, ia juga mengakui komunikasi dengan présiden terpilih Jokowi tetap diupayakan terus berjalan.

Sejauh ini, lanjut Syarief, suara-suara kader yang ingin mendukung Jokowi masih berupa pandangan pribadi. Sementara Demokrat sendiri masih menyusun agnda pertemuan majelis tinggi untuk menentukan posisi demokrat terhadap kabinet.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement