Rabu 14 Aug 2019 06:19 WIB

‘Alhamdulillah, Masih Bisa Makan Rendang’

Warga merasa dihargai sebagai warga DKI karena tak diberikan makanan yang asal-asalan

Rep: Nurul Amanah/Umi Soliha/ Red: Bilal Ramadhan
Juru masak menata daging kurban yang telah dimasak ke dalam wadah saat peluncuran Dapur Kurban di kawasan Monas, Jakarta, Senin (12/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Juru masak menata daging kurban yang telah dimasak ke dalam wadah saat peluncuran Dapur Kurban di kawasan Monas, Jakarta, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Terik matahari siang itu tak menyurutkan niat beberapa warga untuk kembali meneruskan pekerjaan mereka. Membangun kembali rumah yang sempat ludes terbakar dilahap api pada Juni 2019 lalu. Puing-puing bangunan yang masih berserakan, mulai dibersihkan.

Pemandangan ini kerap terlihat di RW 07, Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan. Pascakebakaran yang melahap 174 rumah di enam RT, warga mulai membangun kembali rumahnya. Namun, karena keterbatasan biaya, tak semuanya mampu untuk kembali membangun rumah.

Sebagian warga memilih untuk mengontrak di rumah kontrakan milik salah satu pengurus RW. Sebagian lagi masih tinggal di tenda pengungsian karena tak sanggup membayar uang kontrakan.

Perayaan Hari Raya Idul Adha sedikit mengurangi duka yang mereka rasakan. Meski harus kehilangan rumah, mereka tetap bersyukur karena masih bisa merayakan Idul Adha bersama keluarga. Apalagi, mereka juga berkesempatan mencicipi daging qurban yang sudah diolah menjadi rendang.

Jika Idul Adha di tahun sebelumnya mereka bisa memasak daging qurban di rumah, kali ini mereka terancam tak bisa menikmatinya. Tapi, program dari Pemda DKI Jakarta yang membagikan daging qurban olahan pun membuat kekhawatiran mereka tak menjadi kenyataan.

Pada Senin (12/8) sekitar pukul 12.00 WIB, sebanyak 308 dus nasi telah datang dan langsung diterima oleh pengurus RW 07. Dus tersebut berisi nasi, daging qurban yang telah diolah menjadi rendang, sambal goreng ati dan capcay. Selain itu, ada pula 5 dus berukuran besar yang berisi rendang.

Sekitar pukul 15.00 WIB, rombongan Wali Kota Jakarta Selatan datang untuk terjun langsung membagikan dus nasi sekaligus berinteraksi dengan korban kebakaran dibantu pengurus RW 07. Korban kebakaran di RW 07 ada sebanyak 274 KK atau sekitar 900 orang. Jadi, pengurus RW membagikan dus nasi sebanyak satu dus per satu KK.

"Satu dus cuma bisa untuk satu KK. Nanti warga bisa bawa rantang atau tempat makan karena masih ada lima loyang besar yang berisi daging rendang. Langsung kita bagi," ujar Yayah, salah satu pengurus RW 07 yang ikut membagikan nasi dus.

Salah satu warga RT 13, Nunik mengaku senang saat mengetahui daging qurban yang akan dibagikan sudah berbentuk rendang. Perempuan berusia 40 tahun ini sempat khawatir tak bisa menyicipi daging qurban karena peralatan masak di rumahnya sudah ludes terbakar.

"Waktu kebakaran kan saya cuma bawa surat sama dompet. Jadi sudah ludes semuanya. Sudah kebayang enggak bisa masak lagi. Eh pas ada bagi-bagi daging rendang, langsung nyerbu. Alhamdulillah, masih bisa makan rendang," tutur Nunik.

Nunik menambahkan, dagingnya begitu harum dan rasanya pun sedap. Ia pun merasa sangat dihargai sebagai warga DKI karena tak diberikan makanan yang asal-asalan.

"Kalau ngasih makanan tuh ya begini. Kan katanya dimasak sama chef hotel ya. Jadi jangan mentang-mentang cuma warga biasa, sudah gitu korban kebakaran, jadi kasih makanannya yang enggak enak," ujar dia.

Meski hanya diberikan satu dus nasi, Nunik tetap bersyukur. Setidaknya, pemerintah masih memperhatikan dirinya serta korban kebakaran lain yang tak bisa memasak daging qurban. Daging rendang yang diberikan pun berlebih. Bahkan, keluarganya pun tetap bisa merasakan daging qurban berhari-hari.

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan meninjau langsung proses memasak program Dapur Qurban Tahun 2019. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan  kualitas masakan yang nanti akan dibagikan ke kampung–kampung di Jakarta.

Salah satu hotel yang ia kunjungi adalah Hotel Borobudur. Anies mengaku, terkesan dengan standar memasak yang diterapkan hotel bintang lima tersebut, dimana higienitas dan cita rasa hingga pengemasan makanan benar-benar diperhatikan.

“Sangat bersih dan rapih, dan dari penampilannya saja msakaan ini memiliki kualitas yang sama dengan sajian di hotel bintang lima,” kata Anies, Senin (12/8).

Selain itu, ia juga menilai masakan pelengkap lainnya, seperti nasi dan sayuran dikemas degan rapih dan dimasak dengan kematan yang pas, sehingga kandungan nutrisinya tetap terjaga. Ia juga mengatakan, sapi yang diolah menjadi rendang memiliki cita rasa Internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement