Selasa 13 Aug 2019 14:59 WIB

Menkes Minta Pemda Atasi Karhutla

Asap karhutla bisa berdampak parah ke kesehatan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah peserta upacara peringatan HUT ke-62 Provinsi Riau mengenakan masker medis akibat asap menyelimuti Kota Pekanbaru, Jumat (9/8/2019).
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah peserta upacara peringatan HUT ke-62 Provinsi Riau mengenakan masker medis akibat asap menyelimuti Kota Pekanbaru, Jumat (9/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek meminta pemerintah daerah (pemda) mengatasi asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) secara tuntas. Sebab, asap karhutla bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Nila mengatakan telah memberikan masker wajah dan pelayanan kesehatan untuk para warga terdampak karhutla. "Karena karhutla berdampak ke hilir yaitu kesehatan, termasuk ISPA yang menyerang anak-anak kecil. Hingga orang tua yang menderita asma tidak bisa napas dan bisa kejadian," ujarnya saat ditemui usai membuka Pameran dan Sarasehan Kearsipan di Lingkungan Kementerian Kesehatan, di Jakarta, Selasa (13/8).

Baca Juga

Menkes pun meminta seluruh pemerintah daerah di wilayah karhutla untuk mengatasi asap karhutla. Pernyataannya bukan tanpa alasan. Nila menyontohkan ia baru pulang dari Kalimantan Barat (Kalbar) dan sebagai salah satu wilayah terdampak, pihaknya mendapatkan laporan dari gubernur Kalbar bahwa sedikitnya 1.000 lebih titik api akibat pembakaran yang dilakukan manusia.

"Kemudian masalah ini diatasi gubernur Kalbar dengan memanggil seluruh perusahaan dan menginstruksikan membantu mematikan (api karhutla)," katanya.

Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh polusi udara dari asap karhutla bisa bersifat akut atau langsung memberikan efek buruk dalam jangka pendek. Penyakit ISPA menjadi gangguan kesehatan yang paling banyak terjadi di saat kualitas udara memburuk akibat kebakaran hutan dan lahan ataupun polusi.

Penyakit ISPA tersebut dapat memicu kasus penyakit lain dari riwayat kesehatan seseorang yang terpapar polusi udara. Asap yang mengganggu pernapasan bahkan bisa memicu risiko hipertensi dan penyakit jantung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement