REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo membagikan 2.000 paket daging kurban kepada para karyawan dan warga sekitar rumah sakit, Senin (12/8). Totalnya, terdapat 11 ekor sapi yang disembelih untuk dibagikan pada hari tersebut.
Ketua Panitia Kurban RS PKU Muhammadiyah Solo, Bekti Suharto, mengatakan hewan kurban berasal dari 77 muqorib yang terdiri para dokter dan pengurus majelis MPK UPS, serta karyawan RS PKU Muhammadiyah Solo. Penyembelihan dilaksanakan sejak pagi di Taman Parkir RS PKU Solo. Dilanjutkan pemotongan dan pengemasan oleh sekitar 70 karyawan RS PKU Solo. Selanjutnya, pembagian paket daging kurban dilaksanakan selepas sholat Zuhur.
Panitia sudah mendaftar karyawan rumah sakit PKU dan masyarakat sekitar yang berhak menerima jumlahnya hampir 2.000 orang. Selain karyawan dan warga sekitar, ada juga penerima daging kurban dari pondok pesantren dan lingkungan masyarakat yang membutuhkan meski tidak berada di sekitar RS PKU Solo.
"Karena pada dasarnya tasyrik ini hari berpesta bagi umat Islam. Harapannya apa yang kami lakukan memberikan rasa kemanusiaan atau peduli kepada lingkungan sekitar bisa dirasakan bersama-sama. Bagi muqorib bisa tersalurkan, dan bagi masyarakat menerima bagian haknya," jelasnya kepada Republika.co.id di sela-sela pemotongan hewan kurban.
Menurutnya, kegiatan penyembelihan dan pembagian hewan kurban rutin dilaksanakan sejak awal berdirinya RS PKU Muhammadiyah Solo. Setiap Idul Adha, pengurus Majelis MPK UPS rumah sakit selalu mendapatkan mandat untuk menyembelih dan membagikan hewan kurban. Setiap tahun, panitia melakukan pendataan dan mengakomodasi para karyawan maupun dokter yang ingin melaksanakan kurban.
"Setiap tahun jumlah penerima juga bertambah. Tahun lalu sekitar 1.800-an, sekarang bertambah InsyaAllah menjadi 2.000 bahkan lebih," imbuhnya.
Tahun ini, pengemasan daging kurban menggunakan besek dan daun jati. Hal itu berkaca dari pengalaman tahun sebelumnya ketika memakai bungkus plastik ada isu plastik mengandung bahan berbahaya yang dapat mempengaruhi kualitas daging. Selain lebih sehat, menggunakan besek dan daun jati juga memberdayakan para pengrajin dan penjualnya di pasar tradisional.
Nantinya, jika paket daging kurban yang dibagikan masih ada sisa, akan dibagikan kepada masyarakat lain yang membutuhkan. Hal itu berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu, sisa sekitar 500 bungkus daging dibagikan kepada pengemudi becak di sekitar Pasar Legi.