REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Peternak di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menjual ternaknya untuk membeli air bersih. Kemarau panjang melanda wilayah ini menyebabkan warga warga di Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop sulit mendapatkan air
Suginem (49) merupakan salah satu penduduk Dusun Jerukgulung yang mengaku menjual ternak berupa kambing demi mendapatkan persediaan air bersih. Ia melepas satu ekor kambing agar memiliki dana untuk membeli air bersih.
"Saya belikan air bersih satu tangki isinya 6 ribu liter," katanya.
Menurut Suginem, satu tangki air bersih seharga Rp 120 ribu bisa mencukupi kebutuhan selama tiga pekan. Pasokan air itu menopang kebutuhan dirinya beserta suami dan dua anaknya.
"Selain membeli air bersih, uang hasil penjualan ternak ini juga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari hingga biaya keperluan anak-anaknya," katanya.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunung Kidul, Bambang Wisnu Broto, warga daerahnya menjadikan hewan ternak sebagai tabungan. Saat membutuhkan uang, mereka menjual ternaknya.
"Hewan ternak itu tabungan bagi masyarakat," katanya.
Bambang mengatakan, fenomena menjual hewan ternak saat kemarau biasa terjadi. Setelah kebutuhannya terpenuhi, warga setempat biasanya kembali membeli hewan yang berukuran kecil.
"Diganti hewan ternak yang kecil kemudian dibesarkan lagi. Itu luar biasa," ucapnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edy Basuki mengatakan, setidaknya sudah ada 14 kecamatan dari 18 kecamatan di Gunung Kidul telah melaporkan warganya mengalami kekurangan air bersih pada musim kemarau tahun ini. Bantuan dropping air bersih masih terus dilakukan, baik oleh pemkab, swasta, maupun masing-masing pemkec yang mempunyai anggaran dan tangki.
Kecamatan yang terkena dampak krisis air dan sudah mendapatkan bantuan air bersih antara lain Girisubo, Rongkop, Tepus, Paliyan, Panggang, Purwosari. Kemudian Ngawen dan Nglipar. Edy menjelaskan, kecamatan tersebut sudah langganan kekeringan setiap musim kemarau.