Senin 12 Aug 2019 05:13 WIB

Anies Siapkan Rumah Diaspora WNI Profesional Kelas Dunia

Anies Baswedan mengatakan diaspora yang datang ke Indonesia akan memiliki homebase

Rep: Amri Amrullah/ Red: Elba Damhuri
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyiapkan kantor khusus bagi para warga negara Indonesia (WNI) yang bersiaspora bekerja secara profesional di berbagai dunia untuk membangun jaringan di Jakarta. Salah satu caranya dengan menyiapkan Diaspora House sebagai langkah menjembatani Indonesian Diaspora Network di Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan Pemprov DKI Jakarta akan memfasilitasi kantor khusus bagi diaspora di jantung Ibu Kota yang akan kembali dari seluruh penjuru dunia. Hal ini disampaikan Anies saat menjadi pembicara dalam diskusi panel utama Kongres Diaspora Indonesia (Congress of Indonesian Diaspora/CID) ke-5 tahun 2019 di Kasablanka Hall, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8).

"Kami akan aktifkan kantornya di salah satu segitiga emas. Jadi Anda berada di Pusat Kota Jakarta. Kemudian kantor itu memiliki Coworking Space. Gunakan tempat itu menjadi hub-nya, sehingga siapa saja diaspora datang ke Indonesia akan memiliki homebase dan disebut sebagai House of Diaspora of Indonesia," ujar Anies.

Sebagai salah seorang hasil Diaspora Indonesia, Anies menceritakan sempat pulang dan butuh mendapatkan jejaring untuk berkarya di Indonesia. Karena itu pengalamannya ini harus ada jalan keluar. Ia berharap rencana Diaspora House di Jakarta inu dapat menjawab kebutuhan diaspora Indonesia.

Langkah ini juga mampu melahirkan inovasi dan kreativitas baru yang membawa kebermanfaatan bagi bangsa dan negara. "Diaspora House itu bisa menjadi betul-betul hub untuk bertemunya segala sektor bagi ide-ide baru," katanya menambahkan.

Ia mengajak para diaspora Indonesia melihat apa masalah di Indonesia, lalu pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada di Indonesia. Jadi apa yang dibutuhkan dari teman-teman diaspora yang kembali ke Indonesia adalah menyelesaikan masalah yang ada di Indonesia, bukan sekedar mengkopi dari luar ke Indonesia.

Anies menyampaikan diaspora Indonesia harus mampu mencari mitra kerja lokal yang mengetahui kondisi medan (masalah). Gubernur Anies menyebut kombinasi ilmu pengetahuan diaspora yang didapat dari luar negeri dan pengalaman mitra kerja lokal berbasis fakta lapangan akan mampu menyelesaikan masalah di Indonesia.

"World class competence (kompetensi kelas dunia) harus diimbangi Grassroot understanding (pengetahuan akar rumput). Jangan sampai world class competence justru tidak memiliki pemahaman atas grassroot kita, kenyataan kita. Tapi jangan juga terbalik. Kita memiliki pemahaman yang luas tentang Indonesia tapi tidak punya kompetensi yang berkelas dunia," ucap Anies.

Karena itu, Anies menekankan terdapat empat komponen penting yang dapat dibawa diaspora saat kembali ke Indonesia, yaitu kompetensi khusus di bidangnya, kemampuan komunikasi internasional, jejaring sosial yang luas, dan investasi (modal). Karena itulah, Gubernur Anies berharap kepada diaspora yang termasuk pelajar (mahasiswa) harus memiliki pengalaman pekerjaan di luar negeri setelah menyelesaikan studinya.

"Saya kembali ke Indonesia tahun 2005. Sebelumnya saya bekerja di Chicago. Setelah selesai kuliah, saya bekerja di sana. Dan ini juga pesan saya selalu untuk teman-teman yang sedang kuliah. Kalau anda kuliah di luar, jangan pulang cepat-cepat. Tapi selesai dari sana, tambahkan bekerja, bangun jaringan," tegasnya.

Anies Baswedan merupakan salah satu diaspora yang menempuh pendidikan pascasarjana di luar negeri, yaitu gelar Magister di University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat dan gelar Doktor di Northern Illinois University, Department of Political Science, Dekalb, Illinois, Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement