Senin 12 Aug 2019 05:21 WIB

380 Hektare Hutan di Gunung Ciremai Terbakar

Enam titik api terdeteksi di hutan Gunung Ciremai.

Rep: Lilis Sri Handayani, Arie Lukihardianti/ Red: Karta Raharja Ucu
Sebuah helikopter dari BNPB lepas landas dari lapangan milik warga untuk melakukan
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Sebuah helikopter dari BNPB lepas landas dari lapangan milik warga untuk melakukan "water bombing" di lereng Gunung Ciremai di Kuningan, Jawa Barat, Jumat (9/8)

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Api masih menyala di enam titik hutan Gunung Ciremai, Ahad (11/8) pukul 17.00 WIB. Pemadaman terpaksa dilakukan secara manual lantaran terkendala cuaca.

''Enam titik api terlihat menyala di atas Blok Sanghiyang Ropoh, baik sebelah kanan maupun kiri,'' ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Ahad (11/8).

Agus menyatakan, pemadaman tak bisa dilakukan dari udara karena Gunung Ciremai dalam kondisi berkabut. Pekatnya kabut membuat tim tak bisa mengoperasikan helikopter water bombing.

Tak hanya cuaca berkabut, upaya pemadaman juga terkendala tiupan angin yang kerap berubah-ubah arah. Kecepatan angin mencapai sekitar 30 km/jam.

Menurut Agus, penggunaan helikopter water bombing untuk pemadaman baru akan kembali dilakukan pada Senin (12/8). Helikopter Bell 412SP berkapasitas 1.000 liter itu direncanakan beroperasi pada pukul 08.00-11.00 WIB. ''Upaya pemadaman secara manual pun akan tetap dilanjutkan,'' kata Agus.

Sepanjang kemarin, jumlah titik api di hutan Gunung Ciremai cenderung bertambah. Pasalnya, pada pukul 10.30 WIB, terpantau hanya ada dua titik api. Agus mengatakan, dua titik api itu terdapat di sebelah barat Blok Sanghiyang Ropoh.

Kebakaran hutan pertama kali melanda Blok Gua Walet pada ketinggian 2.950 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berjarak sekitar 0,3 kilometer dari puncak Gunung Ciremai, Rabu (7/8) sekitar pukul 13.00 WIB. Hingga Sabtu (10/8), luas lahan yang sudah terbakar kurang lebih 371 hektare.

''Lahan yang terbakar merupakan habitat edelweis pada ketinggian 2.600 mdpl–3.078 mdpl," kata dia.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi kesigapan BNPB yang dalam beberapa hari terakhir melakukan pemadaman lewat udara. Menurut gubernur yang akrab disapa Emil itu, kebarakan di Gunung Ciremai sangat sulit dipadamkan tanpa bantuan helikopter.

"Karena ada jurang-jurang yang tidak bisa dilewati. Ada progres pemadaman. Mudah-mudahan secepatnya bisa selesai," katanya.

photo
Petugas menyiapkan helikopter Water Bombing untuk melakukan pemadaman api kebakaran hutan gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, Jumat (9/8/2019).

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jawa Barat Budi Budiman Wahyu menambahkan, luas Gunung Ciremai yang terbakar diperkirakan mencapai 308 hektare. Upaya yang telah dilaksanakan oleh BPBD adalah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Majalenga, Kabupaten Kuningan, TNGC, dan BNPB.

BPBD Kuningan, kata dia, berkoordinasi dengan TNGC dan BPBD Majalengka. BPBD Kuningan juga memantau Jalur Palutungan, kemudian mengevakuasi semua pendaki yang ada di jalur pendakian.

"Tim gabungan BPBD Majalengka dan BPBD Kuningan menuju lokasi kebakaran," katanya.

Budi menjelaskan, Balai TNGC mengeluarkan pengumuman bernomor PG.18/T.33/TU/KSA/8/2019 tentang penutupan jalur pendakian Taman Nasional Gunung Ciremai pada empat jalur pendakian, yaitu Apuy (Majalengka), Palutungan (Kuningan), Linggajati  (Kuningan), dan Linggasana (Kuningan).

"Personel yang terlibat dalam pemadaman itu sebanyak 84 orang dari tim gabungan," katanya.

Tim gabungan tersebut, kata dia, terus berupaya memadamkan api dan mengirimkan logistik. Pemadaman lewat darat dilakukan menggunakan empat jalur, yaitu Jalur Apuy (Pos Utama), Jalur Sadarehe, Jalur Cikaracak, dan Jalur Bantaragung. Terkait evakuasi, ia menyebut, tim berhasil mengevakuasi pendaki Jalur Apuy sebanyak 33 orang. Saat ini ada 23 pendaki Jalur Palutungan yang dalam proses evakuasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement