Sabtu 10 Aug 2019 14:30 WIB

Andre: Pertemuan Prabowo dengan Mega Direspons Positif

Andre heran ada pihak yang kebakaran jenggot karena pertemuan tokoh-tokoh itu.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberi hormat kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri saat hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberi hormat kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri saat hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade merasakan respons positif dari masyarakat terhadap pertemuan yang dilakukan oleh Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, kompetisi sudah selesai.

"Kami merasakan masyarakat mendukung pertemuan ini, masyarakat merespons baik bagi bangsa dan negara, karena kompetisi yang keras sudah selesai," katanya, di Jakarta, Sabtu (10/8).

Baca Juga

Menurut dia, Prabowo, Jokowi, dan Megawati sebagai tokoh bangsa mencontohkan tradisi yang baik dengan bertemu usai berkompetisi.

Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra itu mengatakan, lima tahun lagi bangsa Indonesia akan kembali menghadapi kompetisi serupa sehingga perlu belajar dari konstelasi Pilpres 2019.

"Kalau kita tidak belajar, tidak bersatu lagi, para tokoh tidak mencontohkan, ini akan berbahaya bagi (pesta demokrasi) 2024. Karena itu, para tokoh sudah memberikan contoh baik," katanya saat diskusi Perspektif Indonesia bertema "Membaca Arah Tusukan Pidato Mega" yang diselenggarakan Populi Center dan Smart FM Network.

Karena itu, Andre mengaku aneh jika pertemuan tokoh bangsa yang seharusnya diapresiasi, ternyata ada pihak yang justru merasa kebakaran jenggot.

"Seharusnya publik menyambut baik pertemuan ini. Ada keteladanan, contoh baik bagi bangsa. Di saat pertemuan tokoh yang baik, bagus, dapat respons baik dari rakyat, ternyata ada yang kebakaran brewok," ujarnya.

Ia menambahkan selama ini Prabowo dan Mega punya modal kedekatan secara personal dan kekeluargaan. Keduanya juga tidak punya masalah apapun meski berbeda pilihan politik.

"Pak Prabowo kembali ke Indonesia dibantu Bu Mega dan almarhum Pak Taufik Kiemas. Tidak bisa Pak Prabowo melupakan sejarah itu. Lalu, beliau berdua pernah maju sebagai kandidat presiden dan wakil presiden, Mega-Pro," katanya.

Namun, kata Ander, jangan kemudian kehangatan hubungan itu disalahartikan bahwa Gerindra sudah pasti masuk ke dalam kabinet atau pemerintahan.

Usai Pilpres 2019, Prabowo mengawali pertemuannya dengan Jokowi di MRT, Sabtu (13/7), kemudian Prabowo juga bertemu dengan Megawati, Rabu (24/7), di kediaman putri Bung Karno itu.

Setelah itu, Prabowo kembali memenuhi undangan Megawati untuk menghadiri pembukaan Kongres V PDIP yang saat ini masih berlangsung di Bali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement