Sabtu 10 Aug 2019 06:53 WIB

Pengamat: Gerindra Berpeluang Dapat Kursi Saat Reshuffle

Gerindra berpeluang dapat kursi, tetapi nanti ketika terjadi reshuffle kabinet.

[Ilustrasi] Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
[Ilustrasi] Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif IndexPolitica Denny Charter memprediksi Partai Gerindra, PAN, dan Partai Demokrat berpeluang dapat kursi menteri pada Kabinet Kerja jilid II. Namun, jatah kursi tersebut akan diberikan ketika terjadi reshuffle kabinet.

"Jokowi akan memberikan porsi kepada Demokrat, PAN, dan Gerindra. Kalau saya lihat," katanya menanggapi munculnya wacana Poros Teuku Umar-Kertanegara saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (9/8).

Baca Juga

Wacana Poros Teuku Umar-Kertanegara mencuat seiring dengan kehangatan yang ditunjukkan dalam beberapa kali pertemuan Prabowo Subianto dengan Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri, termasuk kehadiran Prabowo di Kongres V PDI Perjuangan di Bali. Namun, Denny mengatakan pada awal pemerintahan periode keduanya, Jokowi masih akan memberikan kesempatan sepenuhnya kepada para partai politik pengusung dan koalisi.

"Mungkin, di-reshuffle selanjutnya mereka (Demokrat, PAN, dan Gerindra) dikasih kesempatan. Selain di legislatif diberikan peran juga," katanya.

Namun, kata dia, prosesnya masih sangat panjang untuk memasukkan Gerindra, PAN, dan Demokrat dalam koalisi. Menurut dia, beberapa partai koalisi pengusung Jokowi-KH Ma'ruf Amin pun sudah bereaksi ketika ada wacana tawaran menteri untuk kader Gerindra.

"Ya, namanya politik itu harusnya hitam ya hitam, putih ya putih. Namun, politik kan cair. Ke depan, mungkin saja, bisa saja, antara Gerindra dan PDIP di pilpres ke depan mengusung calon yang sama," katanya.

Namun, Denny mengingatkan untuk penyusunan kabinet sekarang ini tidak etis jika Jokowi memasukkan menteri dari Gerindra. "Jokowi harusnya bijak menyikapi ini. Dalam politik, keseimbangan itu perlu oposisi. Seharusnya, biarkan Gerindra, PAN, jadi oposisi. Untuk kepentingan sekarang, tetapi lima tahun nanti akan berubah," katanya.

Usai Pilpres 2019, Prabowo mengawali pertemuannya dengan Jokowi di MRT, Sabtu (13/7), kemudian Prabowo juga bertemu dengan Megawati, Rabu (24/7), di kediaman putri Bung Karno itu. Setelah itu, Prabowo kembali memenuhi undangan Megawati untuk menghadiri pembukaan Kongres V PDIP yang saat ini masih berlangsung di Bali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement