Sabtu 10 Aug 2019 00:22 WIB

Pantai di Sumbar Dipenuhi Ubur-Ubur

ubur-ubur merupakan hewan yang sensitif terhadap suhu dan kandungan oksigen.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Warga berjalan di antara Ubur-ubur (Aurelia aurita) yang terdampar di pesisir Pantai Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Jumat (9/8/2019).
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Warga berjalan di antara Ubur-ubur (Aurelia aurita) yang terdampar di pesisir Pantai Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Jumat (9/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir Kementerian Kelautan dan Perikanan Padang Ulung Jantama Wisha mengatakan pihaknya menduga banyaknya ubur-ubur yang muncul dan terdampar di sejumlah pantai di Sumatera Barat karena adanya perubahan iklim yang cukup ekstrem di perairan  Samudera Hindia. Ulung menyebut ubur-ubur merupakan hewan yang sensitif terhadap suhu dan kandungan oksigen.

"Perubahan iklim ektrem seperti saat ini di Samudera Hindia. Ubur-ubur ini sensitif terhadap panas dan oksigen. Kandungan oksigen dalam air itu yang membuat mereka berpindah ke tempat lain yang sesuai dengan kondisi alam yang sesuai habitatnya," kata Ulung di Pantai Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Jumat (9/8).

Namun, pihaknya menurut Ulung masih akan meneliti penyebab pasti banyaknya ubur-ubur yang terdampar di bibir pantai di Sumatera Barat. Karena selain faktor perubahan suhu dan cuaca yang cukup ekstrem, penyebabnya juga diduga karena makanan. Ubur-ubur melakukan imigrasi untuk mencari makanan berupa plankton di permukaan laut.

Ulung menyebutkan kemunculan ubur-ubur ke permukaan dan bibir pantai merupakan fenomena biasa. Hal ini pernah terjadi di pantai selatan Pulau Jawa beberapa waktu lalu. Namun biasanya menurut Ulung kemunculan ubur-ubur ini tidak berlangsung lama. Paling lama dalam waktu satu bulan.

Sementara di Sumbar termasuk di Pantai Pinang Pesisir Selatan sudah melihat kemunculan gerombolan ubur-ubur sejak Mei lalu. Keberadaan ubur-ubur tersebut menghalangi nelayan menangkap ikan dan juga mengurangi jumlah wisatawan datang ke pantai.

"Beberapa penyebabnya masih bersifat dugaan. Kami ke sini untuk memastikan penyebab ubur-ubur ini muncul cukup lama," ujar Ulung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement