Jumat 09 Aug 2019 22:36 WIB

Gerindra: Ada Penumpang Gelap di Pilpres 2019 Hasut Prabowo

Pertemuan antara Prabowo dan Jokowi membuat penumpang gelap itu gigit jari.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberi hormat kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri saat hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberi hormat kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri saat hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad secara mengejutkan mengungkapkan ada pihak yang sering menghasut Prabowo Subianto di Pilpres 2019 demi kepentingan pribadi. Ia menyebut pihak tersebut dengan julukan "penumpang gelap".

Dasco menceritakan, penumpang gelap tersebut selama Pilpres 2019, tak lelah mendukung Prabowo. Bahkan, dukungan mereka tak surut hingga Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengajukan sengketa Pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Juga

Penumpang gelap tersebut pun berniat melakukan demonstrasi selama sidang sengketa pilpres di sekitar MK. Namun, saat itu Prabowo dengan tegas menolak hal tersebut.

"Itu tidak disangka dan tidak diduga, Prabowo akan umumkan ke pendukungnya untuk tidak melakukan demo, tidak datang ke MK agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Dasco di Hotel Ashley, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/8).

Rupanya, keputusan Prabowo itu mengecewakan penumpang gelap yang sedari awal mendukungnya. Tak sampai di situ, mereka pun menghasut mantan Danjen Kopassus itu agar mengikutsertakan ulama dan emak-emak agar memprotes hasil Pilpres 2019.

"Masih ada tuh ada yang ngomong sama Pak Prabowo 'Pak, kalau mau rakyat marah, ulama dan emak-emak disuruh ke depan biar jadi korban, rakyat marah.' Prabowo pikir, ‘emang gue bodoh? Kan kasihan emak-emak, ulama mau dikorbankan’," cerita Dasco.

Anggota Komisi III DPR RI tersebut enggan menyebut secara rinci terkait penumpang gelap itu. Namun, Prabowo dan pihaknya menyiapkan strategi untuk "menyingkirkan" mereka.

Salah satu strateginya adalah pertemuan antara Prabowo dengan Presiden terpilih Joko Widodo di kereta Moda Raya Terpadu (MRT) pada awal Juli lalu. Dasco menceritakan, pertemuan tersebut berhasil membuat penumpang gelap menjadi "gigit jari".

"Prabowo jenderal perang, bos. Dia (Prabowo) bilang sama kita, kalau diadu terus-terus dikorbankan, saya akan ambil tindakan tidak terduga. Dia banting setir dan orang-orang itu gigit jari," ujar Dasco.

Maka dari itu, pertemuan antara Prabowo dan Jokowi menjadi ajang untuk menyambung kembali persatuan Indonesia pasca Pilpres 2019. Serta, menyingkirkan benalu yang mendukung Prabowo demi kepentingan pribadi mereka.

"Untuk keutuhan NKRI, bukan mau minta menteri, dirancanglah pertemuan rekonsiliasi secara diam-diam, senyap tiba-tiba untuk persatuan bangsa ketemulah dua tokoh itu di MRT," ujar Dasco.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement