REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Islam Negeri Riau Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau Alaidin Koto prihatin terkait dengan pernyataan elite partai yang minta 'jatah' menteri di hadapan publik. Permintaan itu, kata ia, mendidik generasi berikutnya menjadi pamrih dalam berjuang.
"Minta jatah itu soal biasa dalam politik praktis. Akan tetapi, bila dikemukakan di hadapan publik, saya sebagai guru merasa prihatin karena tanpa disadari mendidik anak-anak kita pamrih dalam berjuang," kata Prof Alaidin kepada Antara di Jakarta, Kamis (9/8) malam,menanggapi kelakar politik Megawati terkait dengan komposisi 'jatah' bagi PDIP,.
Walau ada partai yang menang dalam pemilu, menurut dia, tidak berarti negeri ini menjadi milik si pemilik partai itu, sementara yang kalah akan menjadi the second class. "Ungkapan the winner gets all, the loser gets nothing akan menjadi budaya yang tidak sehat untuk kelangsungan hidup sebuah bangsa," kata Alaidin yang juga salah satu Ketua DPP Perhimpunan Tarbiyah Islamiyah (Perti) ini.
Alaidin berharap para elite politik bisa lebih bijak dan mengendepankan profesionalitas dalam menata bangsa dan negara menjadi lebih baik ke depannya..
Sebelumnya diberitakan, Megawati banyak melontarkan kelakar politik dalam pidato sambutannya pada acara pembukaan Kongres V PDIP di Bali, Kamis, yang dihadiri Presiden RI Jokowi, Wapres JK, K.H. Ma'ruf Amin, dan sejumlah ketua umum partai.
Salah satu kelakar Megawati yang dilontarkan adalah soal komposisi "jatah" menteri bagi PDIP di kabinet mendatang.
Presiden Jokowi menjawab kelakar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal permintaan "jatah" menteri yang banyak bagi PDIP di kabinet kerja periode mendatang.
"Tadi disampaikan jangan empat. Akan tetapi, kalau yang lain dua, PDIP empat 'kan sudah dua kali (lipat). Kalo yang lain tiga, ya, belum tentu juga (enam)," seloroh Jokowi dalam sambutan pada acara Kongres V PDIP di Bali, Kamis.
Jokowi menegaskan bahwa PDIP memperoleh menteri terbanyak. Dia juga berani menjamin hal tersebut. "Yang jelas PDIP pasti terbanyak. Itu jaminannya saya," kata Jokowi