REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bupati Garut Rudy Gunawan meresmikan pembangunan Rumah Sakit (RS) Malangbong, Kabupaten Garut, tahap kedua, Kamis (8/8). Rumah sakit tipe D tersebut ditargetkan akan beroperasi pada Januari 2020.
Meski pembangunan tahap kedua sudah dimulai, Rudy mengaku sempat emosi. Pasalnya, rumah sakit yang harusnya dapat beroperasi pada Januari 2019 itu pembangunannya molor satu tahun.
"Ini sebenarnya program 2017-2018. Anggaran sudah disiapkan dan gagal lelang. Setelah itu, mau dilakukan tapi waktunya habis," kata dia, Kamis (8/8).
Bukan hanya keterlambatan proses pembangunan yang membuat Rudy emosi. Kondisi bangunan RS Malangbong yang terbengkalai dan sebagian mengalami kerusakan, mulai dari plafon yang rusak dan tembok yang retak akibat dibiarkan setahun, ikut disorot.
Padahal, pembangunan RS yang dibagi dalam dua tahap itu memakan anggaran sekitar Rp 8 miliar, Rp 4 miliar untuk tahap pertama dan Rp 4 miliar pada tahap kedua. "Setahun nganggur kondisi rusak. Saya minta periksa, BKP dan Kejaksaan sudah ke sini, tapi belum tahu hasilnya," kata dia.
Pembangunan RS Malangbong dilakukan sejak 2017. Bangunan RS tipe D itu terdiri dari dua lantai dengan 60 tempat tidur. Meski begitu, Pemerintah Kabupaten Garut berencana mengembangkan RS Malangbong menjadi tipe C.
Rudy mengatakan, pembangunan RS Malangbong diperuntukkan bagi masyarakat di Garut Utara. Nantinya masyarakat di Kecamatan Limbangan, Selaawi, Kersamanah, Cibatu, dan Malangbong, dapat dirujuk ke RS Malangbong. Bahkan, lanjut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) juga sudah memberikan sebesar Rp 7 miliar untuk alat kesehatan.
Selain di Malangbong, Pemkab Garut juga merencanakan membangun RS di Kecamatan Bungbulang. Namun, saat ini pihaknya masih fokus mengembangkan Puskesmas di Kabupaten Garut, sehingga pasien yang butuh penanganan tidak cepat-cepat dirujuk ke RS.