Kamis 08 Aug 2019 15:10 WIB

Guru Pesantren Bantah Enzo Ikut Paham Terlarang

Enzo sejak kecil ingin bercita-cita menjadi seorang tentara yang saleh.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Teguh Firmansyah
Enzo Zens Ellie (18) keturunan Perancis saat menjadi santri di Pesantren Al Bayan, Anyer, Serang.  Santri yang bercita-cita menjadi TNI sejak kecil ini akhirnya lolos dalam seleksi masuk Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Foto: Humas Pesantren Al Bayan
Enzo Zens Ellie (18) keturunan Perancis saat menjadi santri di Pesantren Al Bayan, Anyer, Serang. Santri yang bercita-cita menjadi TNI sejak kecil ini akhirnya lolos dalam seleksi masuk Akademi Militer (Akmil) Magelang.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Enzo Zens Allie (18), sosok blasteran Indonesia-Prancis yang video perbincangannya dengan Panglima TNI viral di media sosial saat ini malah ramai diisukan terpapar paham terlarang.

Isu ini diduga bermula dari sejumlah pihak yang melihat jejak digital Enzo, dan ibunya dalam laman Facebook. Unggahannya dinilai menunjukkan kecenderungan keduanya pada ideologi tertentu.

Baca Juga

Kepala Sekolah Pesantren al-Bayan, Kecamatan Anyer, Serang, Deden Ramdani yang merupakan tempat Enzo bersekolah saat jenjang SMA menepis isu yang dilayangkan pada muridnya.

Menurut dia, kecintaan Enzo pada NKRI dapat dilihat dari tekad ia sejak kecil yang ingin masuk menjadi anggota TNI. "Kecintaan Enzo pada Indonesia ini bisa dilihat dari keinginannya menjadi TNI sejak kecil dan upaya panjang yang sudah dia lakukan selama ini," jelas Kepala Sekolah Pesantren al-Bayan, Deden Ramdani, Kamis (8/8).

photo
Enzo Zens Ellie (18) keturunan Perancis saat menjadi santri di Pesantren al-Bayan, Anyer, Serang. Santri yang bercita-cita menjadi TNI sejak kecil ini akhirnya lolos dalam seleksi masuk Akademi Militer (Akmil) Magelang.

Saat Enzo masuk usia untuk menentukan kewarganegaraan dengan pilihan Prancis atau Indonesia, muridnya ini dilihatnya sudah bulat niat untuk menjadi seorang WNI. Padahal bisa saja Enzo memilih Prancis karena banyak keluarga dari pihak ayahnya berada di sana.

Pendidikan yang diajarkan di Pesantrennya juga diklaim beraliran Ahlussunah waljamaah dan kecintaan kepada negara kebangsaan. Hal ini juga yang diajarkan kepada Enzo selama tiga tahun muridnya ini menetap di pesantren. "Aliran kami ini jelas, Ahlu sunnah wal jama'ah. NKRI harga mati, jadi jangan ragukan itu," ujarnya.

Sosok Enzo selama di Pesantren menurutnya adalah teladan bagi siswa lain karena prestasi dan akhlaknya semasa di sana. "Dia bilang ke saya, ingin menjadi tentara yang saleh, wah saya terharu masih umur segini tapi keinginannya luar biasa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement