REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar Kongres V di Bali pada 8 hingga 10 Agustus nanti. Wakil Bendahara Umum DPP PDIP Rudianto Tjen mengungkapkan, agenda rutin lima tahunan itu menghabiskan biaya hingga belasan miliar rupiah.
"Totalnya Rp 17,6 miliar termasuk semua akomodasi kami siapkan, acara kongres kami siapkan semuanya," kata Rudianto Tjen dalam konferensi pers sebelum persiapan Kongres V di Bali, Rabu (7/8).
Dia mengungkapkan, belasan miliar dana tersebut dihabiskan untuk menyewa hotel selama kongres berlangsung. Panitia harus mengakomodasi 1.200 peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Sumber pembiayaan Kongres V, jelas Rudianto, berasal dari dana gotong royong. Dana tersebut kini juga sudah terpenuhi sehingga tidak diperlukan lagi tambahan dana sumbangan.
Hal ini juga telah dituangkan dalam instruksi partai yang memerintahkan kader tak mengatasnamakan kongres untuk meminta sumbangan pada siapapun.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut jika instruksi itu bersifat mengikat. Artinya, mantan sekretaris tim kampanye nasional (TKN) Jokowi itu melanjutkan, aturan tersebut tidak boleh dilanggar semua kader partai.
"Akan jadi tanggung jawab partai politik untuk melaporkan itu dengan audit partai politik," kata Hasto lagi.
Seperti diketahui, pelaksanaan Kongres V PDIP dipercepat menjadi Agustus 2019. Partai berlogo banteng moncong putih ini seharusnya melaksanakan musyawarah nasional (munas) diawal 2020.
Kongres itu rencananya juga akan dihadiri Presiden Jokowi, Ketua Umum partai politik Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin.