Rabu 07 Aug 2019 13:54 WIB

BPJS Kesehatan Bandung Perluas Akses Layanan Hemodialisa

Kami ingin memperkuat pelayanan bagi masyarakat.

BPJS Kesehatan Bandung Perluas Akses Layanan Hemodialisa
BPJS Kesehatan Bandung Perluas Akses Layanan Hemodialisa

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--BPJS Kesehatan Cabang Bandung dengan Klinik Utama Hemodialisa Hemolife resmi menjadi mitra per 1 Agustus 2019. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. ''Kami melihat ada peran yang dapat kami tempati untuk mewujudkan tujuan besar pemerintah. Kami ingin memperkuat pelayanan bagi masyarakat, khususnya yang membutuhkan pelayanan hemodialisa. Melalui kerja sama dengan BPJS Kesehatan, dengan adanya adanya klinik ini dapat memberi kontribusi besar bagi masyarakat Kota Bandung, khususnya Bandung Timur yang membutuhkan pelayanan cuci darah,'' jelas Direktur Utama Klinik Utama Hemodialisa Hemolife, Suriyanto dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (7/8).

Ia berharap akan semakin banyak penderita gagal ginjal, khususnya peserta JKN-KIS yang dapat terlayani dengan adanya kerja sama tersebut. Hal senada juga diungkap oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bandung Mokhamad Cucu Zakaria. Menurutnya, pasien gagal ginjal terus bertambah setiap tahunnya, bahkan menyasar ke usia produktif. Oleh karena itu, fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan hemodialisa juga perlu ditingkatkan. ''Wilayah Bandung Timur cukup macet sehingga akses pelayanan kesehatan menuju kota cenderung susah. Dengan adanya klinik khusus hemodialisa ini, masyarakat Bandung Timur tidak perlu menghabiskan waktu datang ke rumah sakit yang cukup jauh. Melalui kerja sama ini, kebutuhan layanan untuk cuci darah di Bandung Timur bagi peserta JKN-KIS dapat terpenuhi dan tidak merasa terbebani soal biaya,'' katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Brand Ambassador BPJS Kesehatan, Ade Rai  turut membagikan tips pentingnya mengatur pola hidup sehat. Ade Rai sangat menyayangkan perilaku sebagian masyarakat masih kurang menghargai kesehatan. ''Pelaksanaan Program JKN-KIS mesti didukung oleh perilaku hidup sehat masyarakat dengan menggiatkan upaya promotif dan preventif. Menjaga pola hidup sehat cukup mudah, dengan berolahraga rutin dan menjaga konsumsi. Jika perilaku masyarakat tidak sehat, maka angka kesakitan meningkat. Membayangkan 1 orang sakit butuh 5 orang yang sehat, jika sakitnya bertambah parah maka butuh 50 orang. Terlebih harus operasi, maka butuh ratusan bahkan ribuan orang yang sehat. Hal ini harus menjadi pemahaman kita, melalui Program JKN-KIS kita dapat membantu mereka yang sakit hanya dengan menjaga kesehatan kita,'' ungkap Ade Rai. ril

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement