Selasa 06 Aug 2019 22:59 WIB

Bupati/Wali Kota se-Asia Tenggara Bahas Masalah Perkotaan

Forum tersebut menjadi ajang untuk saling belajar dan melakukan advokasi

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Prosesi kirab Grebeg Besar yang digelar sebagian kerabat dan sentono Keraton Solo, Kamis (23/8).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Prosesi kirab Grebeg Besar yang digelar sebagian kerabat dan sentono Keraton Solo, Kamis (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Bupati dan Wali Kota se-Asia Tenggara bakal berkumpul dalam forum untuk berdiskusi mengenai inovasi dan masalah perkotaan di Kota Solo pada 21-22 Agustus 2019. Forum tersebut menjadi ajang untuk saling belajar dan melakukan advokasi untuk mencapai pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan melalui parsitipasi masyarakat.

Acara bertema Partisipasi Masyarakat 4.0: Forum Internasional di Solo tersebut akan digelar di The Sunan Hotel Solo. Forum tersebut diinisiasi oleh Yayasan Kota Kita, bersama Chulalongkorn University Thailand, dan Indonesia Consortium for Religious Studies Yogyakarta.

Panitia forum dari Yayasan Kota Kita, Paulista Surjadi, mengatakan, pada 20 Agustus 2019 para wali kota/bupati akan mengikuti kunjungan tematik ke beberapa tempat di Kota Solo.

"Kami ingin memperkenalkan melalui kacamata Kota Kita tentang perubahan Kota Solo dari segi historis, keadaan spasial, pembangunan arsitektural, kondisi sosial, dan sebagainya," kata Paulista saat jumpa pers di Balai Kota Solo, Selasa (6/8).

Kemudian, Forum Diskusi pada 21 Agustus 2019 akan dibuka dengan sesi pleno, dan delapan sesi diskusi mengangkat isu sosial budaya, mobilitas dan urbanisasi, pengelolaan sampah dan lingkungan, pendidikan dan teknologi, inovasi dan solusi perkotaan berbasis masyarakat, serta perubahan iklim dan perilaku masyarakat.

Selanjutnya, forum hari kedua berupa simposium wali kota/bupati se-Asia Tenggara. Para peserta akan mendengarkan paparan dari Wali Kota Solo, Banjarmasin, Mataram, Surabaya, Bupati Lombok Utara, Bupati Gunung Kidul, Wali Kota di Provinsi Yala Thailand, serta Gubernur Provinsi Preah Vihear Kamboja. Paparan tersebut mengenai inovasi pembangunan menuju kota yang manusiawi dan berkelanjutan.

"Para peserta dan pembicara dari berbagai negara akan banyak belajar dari para praktisi dan peserta asal Indonesia, termasuk saling belajar tentang berbagai inovasi yang dilakukan kota-kota dunia dan Kota Solo," imbuhnya.

Menurutnya, output dari acara tersebut diharapkan dapat memantik diskusi berikutnya. Yayasan Kota Kita akan merangkum semua hasil diskusi menjadi dokumen untuk publik. Harapannya, dokumen tersebut bisa mempengaruhi kebijakan pembangunan di perkotaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement