REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi menginformasikan bahwa KH Maimoen Zubair rencananya akan dimakamkan di Makkah. Kiai Maimoen alias Mbah Moen diketahui meninggal di Makkah sekitar pukul 04.00 pagi waktu setempat.
"Menurut informasi dari salah satu putra almarhum, Gus Majid Kamil, hasil musyawarah keluarga memutuskan untuk dimakamkan di Makkah," kata Arwani Thomafi di Jakarta, Selasa (6/8).
Mbah Moen mengembuskan nafas terakhirnya di usia 90 tahun. Kiai khasrismatik itu merupakan ulama kelahiran 28 Oktober 1928. Ketua Majelis Syariah PPP itu meninggal saat melakukan rangkaian ibadah haji di Makkah.
Sekretaris Jendral PPP Arsul Sani mengungkapkan, Mbah Moen meninggal bukan karena penyakit. Mbah Moen bahkan sempat menerima tamu di Makkah satu malam sebelum wafat.
"(Mbah Moen) Dimakamkan di Makkah atas musyawarah keluarga," kata Arsul lagi.
Mbah Moen merupakan seorang ulama dan politikus. Dia merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majlis Syariah PPP. Politik dalam diri Mbah Moen bukan tentang kepentingan sesaat, akan tetapi sebagai kontribusi untuk mendialogkan Islam dan kebangsaan.
Mbah Moen juga merupakan seorang alim, fakih sekaligus muharrik (penggerak) yang menjadi rujukan ulama Indonesia dalam bidang fikih. Mbah Moen merupakan kawan dekat dari almarhum Rais Aam PBNU Kiai Sahal Mahfudh, yang sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa, sekaligus mendalami ilmu di tanah Hijaz.