Selasa 06 Aug 2019 08:51 WIB

Mogok Massal Kacaukan Transportasi Hong Kong

Polisi dapat kecaman karena perlakuan keras terhadap para pengunjuk rasa.

Pengunjuk rasa di stasiun kereta bawah tanah menuju kantor polisi di Hong Kong, Ahad (4/8).
Foto: Jerome Favre/EPA
Ribuan pegawai negeri sipil bergabung dalam protes anti-pemerintah di Hong Kong pada Jumat (2/8) untuk pertama kalinya, setelah pemrotes memulai unjuk rasa dua bulan lalu.

Transportasi publik kacau

Aksi mogok massal tersebut menimbulkan kekacauan transportasi publik pada Senin pagi. Layanan kereta api, bus, dan kereta Airport Express untuk ditangguhkan. Beberapa aktivis memblokir kereta api yang sudah bersiap untuk berangkat meninggalkan stasiun. Para pengunjuk rasa tersebut menahan pintu kereta api agar tetap terbuka.

Sementara itu, kemacetan mewarnai jalur lalu lintas di seluruh Hong Kong, terutama jalur yang menuju jantung pusat bisnis. Sedangkan, jalan menuju arteri utama Hong Kong tampak lumpuh.

Televisi pemerintah, RTHK, melaporkan, Cathay Pacific dan maskapai domestik lainnya, seperti Hong Kong Airlines, terkena dampak yang cukup signifikan. Aksi mogok massal dan demonstrasi diketahui terjadi di tujuh distrik.

Sejumlah pemilik toko lebih memilih untuk menutup bisnis mereka dan ikut berpartisipasi dalam aksi mogok massal tersebut. Salah satunya adalah Mark Schmidt (49 tahun). Dia ikut bergabung dalam aksi mogok massal karena tidak puas dengan pemerintahan saat ini.

"(Pemerintah) menjadikan polisi sebagai kambing hitam dan menciptakan situasi menjadi tak tertahankan bagi semua orang yang tinggal di sini. Jadi, itulah salah satu alasan kami bergabung dalam aksi mogok," kata Schmidt. "Kehilangan sedikit uang sekarang bukan masalah, (dibandingkan) dengan kehilangan semua yang dulu dimiliki kebebasan Hong Kong.”

Beberapa pengunjuk rasa lainnya menuding Lam sebagai pemicu krisis karena mengabaikan sentimen publik. Mereka berjanji akan terus melanjutkan gerakan mereka hingga pemerintah mendengarkan tuntutan para pengunjuk rasa.

Awalnya, aksi protes di Hong Kong menuntut agar pemerintah menarik rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi. Sebab, RUU tersebut akan mengirim pelaku kejahatan untuk diadili di Cina daratan. Para kritikus dan aktivis menilai RUU tersebut akan mencoreng norma-norma hukum di Hong Kong.

Aksi tersebut kemudian meluas dan menuntut Lam mundur dari jabatannya, dan penyelidikan independen terhadap polisi yang dinilai telah melakukan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa. Pemerintah sejauh ini menolak untuk menyetujui tuntutan mereka.

Aksi protes yang berujung pada kekerasan dan perusakan membuat polisi menembakkan gas air mata. Para pengunjuk rasa mengepung kantor polisi selama akhir pekan, termasuk mencorat-coret dinding kantor polisi dan memecahkan jendela.

Purchasing Manager's Index Hong Kong menunjukkan, aktivitas bisnis sektor swasta turun ke level terendah dalam satu dekade. Penurunan ini terbebani oleh aksi protes dan perang dagang antara Sino-Amerika Serikat (AS). Selain itu, index Hang Seng juga turun 3 persen melampaui kerugian di pasar Asia lainnya. n rizky jaramaya/rossi handayani/reuters/ap ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement