REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencanangkan revitalisasi Posyandu sebagai program unggulan kesehatan. Isu ini dibahas dalam rapat yang dilaksanakan di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, Direktorat Jendral Kesehatan Kirana Pritasari, dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalillah, Selasa (5/8).
"Revitalisasi Posyandu adalah upaya mengoptimalkan fungsi dan strata posyandu guna meningkatkan fungsi posyandu mandiri menjadi posyandu keluarga yang melayani semua anggota keluarga dalam bentuk posyandu remaja, posbindu, dan posyandu lansia, serta deteksi dini berbagai persoalan sosial sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat berbasis dusun,” papar Sitti di Jakarta.
Dia mengatakan, fungsi Posyandu saat ini masih sebatas hanya untuk melakukan pemerikasaan ibu dan anak saja. Dengan revitalisasi, Posyandu juga akan fokus pada Sumber Daya Manusia (SDM), Kelembagaan, Sarpras, SIM dan Konvergensi sehingga nantinya akan menciptakan ketahanan keluarga dan kesejahteraan sosial.
Dia menerangkan, Revitalisasi Posyandu akan memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai NTB sesuai dengan Jenis posyandunya. Sitti menambahkan, tidak hanya untuk kesehatan, masyarakat juga akan mendapatkan edukasi yang berhubungan dengan masalah-masalah di NTB.
Dia mengatakan, di Posyandu KIA akan ada Binaan Keluarga Batita (BKB), kelas stunting, kelas ibu hamil. Kemudian, Posyandu Remaja akan membahas bahaya narkoba dan buruh migran illegal. Begitu pula dengan Posyandu Lansia yang membahas mengenai Pelayanan Kesehatan dan deteksi dini. Ini juga akan berbeda pula dengan Posbindu yang membahas Zero Waste, kebencanaan, lingkungan hidup. Untuk mendukung hal tersebut akan ada kader-kader yang berkompeten di bidangnya.
“Dengan adanya Revitalisasi Posyandu ini, kita ingin posyandu yang kita miliki menjadi ujung tombak penyelesaian masalah kesehatan dan sosial dari hulu, bukan dari hilir saja. Jadi, nanti kita akan bentuk posyandu tidak hanya untuk balita saja, namun juga untuk remaja dan lansia jadi nanti ada Lansia KIA. Posyandu tersebut akan menjadi satu kesatuan yang nantinya akan menjadi Posyandu Keluarga” ujar Sitti.
Dia mengatakan, tahun ini diharapkan sudah ada sekitar 400 pmPosyandu mandiri dan Posyandu keluarga. "Sekitar 200 harapannya nanti pada tahun 2023 kita menargetkan seluruh posyandu yang ada akan menjadi posyandu keluarga," ujar Sitti.
Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek mengapresiasi kinerja Pemprov NTB untuk mengembangkan program-program kesehatan yang menjadi unggulan. Dia berharap Pemprov NTB terus mengembangkan program-program unggulan untuk membangkitkan pembangunan pascabencana tsunami dan tidak luput peran-peran penting dari semua sektor kesehatan untuk mendukung program unggulan tersebut.
“Saya mengapresiasi kinerja dari Gubernur, Wakil Gubernur dan seluruh jajaran Pemprov NTB yang fokus untuk menyejahterakan masyarakatnya dari segala aspek terutama kesehatan, karena tidak banyak pemprov yang membuat program Revitalisasi Posyandu yang tidak hanya fokus pada ibu dan anak saja namun juga memikirkan untuk remaja dan lansia," ujar Nila.