Senin 05 Aug 2019 14:16 WIB

Merapi Intens Muntahkan Lava Pijar

Masyarakat sekitar Merapi diminta tidak panik.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Pemantauan Gunung Merapi. Petugas BPPTKG Gunung Merapi memantau aktivitas Gunung Merapi, Yogyakarta, Senin (1/7/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Pemantauan Gunung Merapi. Petugas BPPTKG Gunung Merapi memantau aktivitas Gunung Merapi, Yogyakarta, Senin (1/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas guguran yang dikeluarkan Gunung Merapi terbilang meningkat drastis pada Ahad (4/8). Tidak cuma awan panas, lava pijar banyak dikeluarkan sepanjang hari.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Lasiman, melaporkan, sepanjang Ahad, Merapi memuntahkan tidak kurang dari 19 guguran lava pijar. Bahkan, terjadi satu guguran lebih tiap enam jam.

Baca Juga

Guguran lava pijar terdekat berjarak luncur 450 meter dan terjauh 850 meter. Selain itu, Gunung Merapi cukup aktif memuntahkan awan panas dengan tiga kali guguran yang dikeluarkan.

Guguran awan panas terdekat berjarak luncur 900 meter dan terjauh 1.100 meter. Awan panas terakhir terjadi pada 15.32 tercatat di seismogram beramplitudo maksimal 65 milimeter dan durasi 115 detik.

Pada periode pengamatan 18.00-24.00, ada pula 13 gempa guguran beramplitudo 4-35 milimeter dan durasi 31,4-80,45 detik. Lalu, satu gempa hembusan amplitudo 10 milimeter dengan durasi 27,08 detik.

Kemudian, ada dua gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 30-60 milimeter dan durasi 13,04-17,08 detik. Secara meteorologi, cuaca cerah dan angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur.

Selain itu, suhu udara 11-16 derajat Celcius, kelembapan udara 39-89 persen dan tekanan udara 628,5-710,5 milimeter merkuri. Secara visual gunung jelas, dan asap kawah tidak teramati.

"Kesimpulan, tingkat aktivitas Gunung Merapi level II atau waspada," kata Lasiman, Ahad (4/8) dini hari.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih merekomendasikan area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. Namun, masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer dari puncak. Masyarakat diminta mewaspadai bahaya lahar, terutama ketika terjadi hujan di sekitar puncak.

Meski begitu, objek-objek wisata sekitar Gunung Merapi masih aman dikunjungi wisatawan. Hal itu ditegaskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY.

Namun, Manajer Pusdalops BPBD DIY Danang Samsurizal mengeluarkan imbauan berhubung sudah terjadi beberapa kali awan panas. Terutama, lantaran jarak luncurnya yang makin jauh.

BPBD meminta warga yang tinggal di alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi. Imbauan diberikan pula kepada penduduk di Kawasan Rawan Bencana III.

"Untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi dengan mewaspadai bahaya lahar yang akan terjadi," ujar Danang.

Meski begitu, ia menekankan, masyarakat sekitar Gunung Merapi tidak perlu panik bila terjadi hujan abu. Cukup lakukan tindakan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.

"Seperti memakai kaca mata dan masker, menutup sumber air dan sebagainya," kata Danang.

Pantauan Republika pada Sabtu (3/8), wisata Lava Tour sendiri masih sangat ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan, jip-jip Merapi menjadi primadona bagi wisatawan yang datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement