REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meluncurkan kartu elektronik ternak (e-Nak) untuk mendata ternak sapinya. Kartu tersebut berisi data riwayat ternak sapi, mulai usia, riwayat kesehatan, hingga riwayat kehamilan.
“Kartu tersebut baru saja kami luncurkan. Ini cara Banyuwangi mengidentifikasi sekaligus sensus bagi sapi dan para peternak. Tentu ini akan sangat membantu para peternak, sekaligus memudahkan petugas pemantau hewan ternak yang ada di masing-masing wilayah,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di kantor Pemkab Banyuwangi, Senin (5/8).
Secara simbolis kartu itu diperkenalkan saat Festival Hewan Ternak (Cattle and Pets Festival) di Lapangan Glagah Agung, Purwoharjo, Banyuwangi, Ahad (4/8). Festival diikuti berbagai ternak unggulan se-Banyuwangi, dirangkai dengan berbagai edukasi peternakan, kontes ternak dan hiburan musik.
Kartu e-Nak adalah kartu yang di dalamnya berisi data tentang ternak, khususnya sapi. Melalui kartu tersebut, sapi yang terdaftar akan terpantau usia, data kepemilikan, kesehatan, hingga riwayat kehamilan. Sehingga peredaran dan perkembangan sapi akan terdata dengan baik.
Sapi yang sudah terdata dipasangi barcode yang dikalungkan di lehernya. Siapapun bisa melihat riwayat sapi cukup dengan mengunduh aplikasi QR and Barcode Scanner di smartphone untuk mengetahui detail riwayat data sapi dan kepemilikan. Dengan memindai barcode yang dikalungkan di sapi, datanya akan muncul di website Pemkab Banyuwangi.
"Jadi dengan menggunakan sistem barcode semua riwayat sapi bisa terlihat. Dan ini tidak mungkin tertukar karena detail fisik sapi mulai dari tanduk, moncong, dan lainnya sudah difoto. Termasuk titik koordinat keberadaan sapi itu sendiri," jelas Anas.
Kartu kepemilikan ternak ini langsung terkoneksi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK/KTP-el) pemilik. Lewat kartu ini, lanjut Anas, banyak keuntungan yang bisa diperoleh para peternak. Salah satunya, ternak peserta berhak mendapatkan pelayanan kesehatan hewan.
“Para pembeli ternak, juga akan diuntungkan. Mereka yang akan membeli ternak akan terhindar dari upaya penipuan. Karena riwayat kesehatan sapi akan terpantau melalui kartu tersebut. Misalnya pernah beranak berapa kali, pernah sakit, produktif atau tidak, dan lainnya,” jelas Anas.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Banyuwangi, Arief Setiawan menambahkan, Kartu e-Nak ini juga terkoneksi dengan asuransi, yang melindungi peternak dari kerugian saat sapi meninggal atau dicuri. Asuransi itu subsidi dari APBN.
Adapun proses pendaftaran kepemilikan Kartu e-Nak cukup mudah. Peternak cukup membayar Rp 40 ribu per tahunnya. Kemudian petugas peternakan akan melakukan pendataan secara detail terhadap hewan tersebut.
“Mereka akan langsung kami beri kartu, dan mereka akan mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan ternaknya,” jelas Arief.
Saat ini, sapi peserta e-Nak ini mencapai 8.000 ekor dari jumlah keseluruhan ternak di Banyuwangi yang 145 ribu ekor. Jumlah yang sudah terdaftar sementara masih di Kecamatan Wongsorejo yang merupakan daerah dengan populasi sapi terbesar di Banyuwangi. "Secara bertahap program ini akan kami lakukan di kecamatan yang lain," ujarnya.