REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta menyampaikan panduan standar dalam menghadapi keadaan darurat gempa bumi bagi masyarakat yang berada di stasiun maupun saat menggunakan kereta Moda Raya Terpadu (MRT).
“Bagi penumpang yang berada di Stasiun MRT Jakarta diimbau untuk berlindung di tempat aman sampai guncangan berhenti,” kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin di Jakarta, Sabtu (3/8).
Sementara, bagi penumpang yang berada di kereta, diimbau untuk berpegangan pada handrail (pegangan di dalam kereta) sampai guncangan berhenti. “MRT Jakarta akan menghentikan kereta saat terjadi gempa bumi sampai guncangan berhenti dan membuat pengumuman yang tepat kepada penumpang," kata Kamaludin
Kamaludin menambahkan setelah guncangan berhenti penumpang yang berada di Stasiun MRT Jakarta diharapkan mengikuti arahan petugas di stasiun untuk menuju titik berkumpul di luar stasiun. Sementara, bagi penumpang yang berada di kereta diimbau untuk tenang dan tidak melakukan tindakan gegabah tetap berada di dalam kereta. Petugas di dalam kereta akan membuat pengumuman lewat radio kereta.
“Setelah guncangan berhenti kereta akan melanjutkan perjalanan dengan kecepatan lebih rendah ke stasiun berikutnya,” kata Kamaludin.
“Dalam memberikan pelayanannya, PT MRT Jakarta akan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan setiap penumpang yang menggunakan layanan MRT Jakarta," kata Kamaludin.
Diketahui, Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah terjadi gempa magnitudo 7,4 yang dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,9 pada pukul 19.03 WIB yang berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten. Gempa bumi tersebut berdasarkan permodelan BMKG berpotensi tsunami di sejumlah wilayah seperti Lampung dan Banten sehingga BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami yang kemudian diakhiri pada pukul 21.35 WIB.
Gempa bumi tersebut juga dirasakan warga ibu kota. Bahkan, PT MRT Jakarta sempat menghentikan operasional kereta selama 10 menit 43 detik akibat gempa tersebut.