Ahad 04 Aug 2019 06:18 WIB

Warga Pesisir Banten Diminta Bangun Rumah Tahan Gempa

Rumah tahan gempa untuk meminimalisasi korban.

Red: Nur Aini
Warga memeriksa rumahnya yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warga memeriksa rumahnya yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Masyarakat pesisir Banten mulai Perairan Selat Sunda bagian utara dan selatan diminta membangun rumah tahan gempa dan tsunami guna meminimalisasi korban luka-luka maupun korban jiwa.

"Kami berharap pemerintah daerah menerbitkan kebijakan pembangunan konstruksi rumah tahan gempa di pesisir Banten," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang Suwardi saat meninjau korban gempa di Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang, Sabtu (3/8).

Baca Juga

Pembangunan rumah tahan gempa dan tsunami sangat bermanfaat untuk masyarakat pesisir Banten untuk meminimalisasi korban luka-luka hingga meninggal dunia.

Selama ini, pesisir pantai Banten mulai Pantai Anyer, Pantai Carita, Pantai Labuan, Pantai Panimbang, Pantai Sumur, Pantai Binuangen, Pantai Panggarangan, Pantai Bayah dan Pantai Sawarna masuk daerah zona merah bencana gempa dan tsunami. Oleh karena itu, pemerintah daerah dapat mengeluarkan kebijakan pembangunan rumah tahan gempa untuk wilayah pesisir pantai Banten.

"Kami yakin jika warga membangun rumah dengan konstruksi yang kuat dapat menahan guncangan gempa," katanya.

Menurut dia, masyarakat pesisir Banten dari Kabupaten Serang, Pandeglang, dan Lebak harus memiliki kesadaran untuk membangun standar rumah tahan gempa. "Masyarakat didorong untukmembangun rumah tahan gempa agar tidak membahayakan penghuninya jika terjadi gempa dan tsunami."

Pihaknya ke depan akan memberikan edukasi kepada masyarakat pesisir untuk membangun rumah tahan gempa dan tsunami. "Kami mendukung konstruksi rumah tahan gempa itu bentuk rumah-rumah panggung," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya juga akan memasang alat deteksi dini gempa dan tsunami sebanyak 30 titik sehingga masyarakat dapat menyelamatkan diri ke perbukitan.

Pemasangan alat deteksi itu diharapkan dapat mengurangi risiko kebencanaan. Selain itu, stasiun geofisika membangun gedung shelter untuk menampung warga dari bencana tsunami.

"Kami berharap rumah tahan gempa bisa direalisasikan dalam waktu dekat ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement