Selasa 13 Aug 2019 05:24 WIB

DPR Pertanyakan Mahalnya Harga Cabai

Pembinaan pertanian dinilai masih lemah

Petani memanen cabai merah di Desa Samiran, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (31/7/2019).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Petani memanen cabai merah di Desa Samiran, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (31/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR akan memanggil Kementerian Pertanian (Kementan) guna menanyakan mahalnya harga cabai dan penyebab kurangnya produksi. 

"Kita akan agendakan (pemanggilan). Agar perencanaan produksi bisa lebih tepat,” kata Wakil ketua komisi IV DPR, Daniel Johan kepada wartawan, Jumat (2/8/2019).

Daniel mengatakan kesalahan Kementan selalu berulang. Menurutnya, harusnya Kementan memperbaiki data supply dan demand agar terjadi kesetabilan harga dan barang.

Di kesempatan terpisah, pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah juga mengamati minimnya produksi cabai membuat melonjaknya harga, baik di tingkat petani maupun pasar. Hal itu tentu menjadi salah satu indikasi lemahnya tata kelola di Kementerian Pertanian.

Kasus minimnya produksi sektor pertanian yang kerap berulang seharusnya dapat diatasi melalui pembinaan kepada petani, serta penciptaan inovasi bibit-bibit unggul yang disesuaikan dengan kondisi alam di Indonesia, baik geografis maupun cuaca.

"Yang lemah selama ini kan pembinaan. Kementerian Pertanian sangat lemah dalam pembinaan kepada para petani, termasuk petani cabai, dan juga petani-petani lain yang produknya strategis," kata Trubus.

Menurutnya, lemahnya pembinaan dan dorongan kepada petani untuk terus meningkatkan produksi, menyebabkan kasus-kasus selalu berulang. Selain itu, kelemahan dari Kementan lainnya adalah dalam hal penciptaan inovasi bibit atau varietas yang unggul. Hal itu seharusnya dapat dilakukan dengan menggandeng universitas-universitas yang memiliki Fakultas Pertanian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement