Sabtu 03 Aug 2019 03:59 WIB

Data Terakhir Rumah Rusak Akibat Gempa di Sukabumi 26 Unit

Total kerugian materi masih belum dihitung keseluruhan.

Gempa terjadi di 147 km Barat Daya Sumur-Banten. BMKG mengumumkan gempa tersebut berpotensi tsunami.
Foto: BMKG
Gempa terjadi di 147 km Barat Daya Sumur-Banten. BMKG mengumumkan gempa tersebut berpotensi tsunami.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat hingga Sabtu, pukul 01.00 WIB, jumlah rumah yang rusak akibat gempa Banten bermagnitudo 6,9 pada Jumat, (2/8), pukul 19.03 WIB, bertambah menjadi 26 unit.

"Jumlah rumah yang rusak terus diperbarui dan kemungkinan masih bertambah dan hingga kini relawan dan petugas BPBD masih melakukan pendataan di lokasi yang terdampak gempa," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Sabtu (3/8).

Baca Juga

Puluhan rumah yang rusak tersebut tersebar di 15 kecamatan, yakni Parakansalak, Cikembar, Ciambar, Sagaranten, Cidahu, Nagrak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Sukaraja, Waluran, Warungkiara, Cireunghas, Cisolok, Cicantayan, dan Ciemas.

Untuk jumlah rumah rusak berat tiga unit, rusak ringan 16 unit, dan rusak sedang tujuh unit. Fasilitas lainnya, seperti bangunan majelis taklim di Kampung Sayang, RT01/RW01, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja juga rusak akibat gempa tersebut.

Dia mengatakan jumlah warga yang mengungsi sembilan jiwa karena rumahnya rusak berat, antara lain satu keluarga berjumlah empat jiwa warga Kampung Wanamukti RT02/RW13, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak.

Selain itu, satu keluarga beranggotakan tiga jiwa warga Kampung Samelang, RT01/RW02, Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, dan satu keluarga beranggotakan dua jiwa warga Kampung Cihuni, RT03/RW07, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas juga harus mengungsi karena rumahnya rusak berat.

Warga yang rumahnya rusak berat untuk sementara diungsikan ke tempat keluarganya terdekat maupun kerabatnya. Bantuan darurat mulai disalurkan BPBD, seperti alat perlengkapan makan, tidur, mandi, dan makanan siap saji untuk korban gempa Banten itu.

"Untuk kerugian masih dalam penghitungan, karena saat ini kami fokuskan untuk mendata rumah maupun fasilitas umum lainnya yang rusak. Data yang masuk ke kami pun statusnya masih sementara dan akan terus kami perbaharui serta dievaluasi, khususnya terkait kategori kerusakan," katanya.

Daeng mengimbau warga tidak mempercayai informasi maupun berita yang belum jelas asal-usulnya dan sumbernya. Warga juga diminta tetap siaga dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. "Tapi diharapkan tidak ada lagi gempa selanjutnya," katanya. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement