REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan seluruh aparat, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, dan Kementerian Sosial untuk turun langsung menangani dampak gempa di Banten. Presiden meminta seluruh pihak terkait untuk bergerak cepat demi meminimalisir jumlah korban.
Jokowi menyebutkan, dia terus memantau perkembangan di lapangan sejak terjadinya gempa pada pukul 19.03 WIB. "Tadi saya telpon ke lapangan juga. Saya monitor sejak jam tujuh tadi. Alhamdulillah tidak ada ikutan tsunami dan peringatan untuk potensi tsunami baru saja berakhir," kata Jokowi di sela pagelaran wayang kulit yang diadakan di halaman Istana Merdeka, Jumat (2/8) malam.
Jokowi mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di daerah terdampak gempa bumi untuk mengikuti instruksi yang diberikan aparat. Masyarakat juga diminta tetap tenang dan menjaga kewaspadaan.
Presiden sendiri mengaku ikut merasakan guncangan gempa saat dirinya sedang berada di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB pada 2 Agustus 2019, pukul 22.10 WIB mencatat tujuh rumah rusak berat, tiga rusak sedang dan lima lainnya rusak ringan. Data rumah rusak berat teridentifikasi di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat.
Gempa bumi bermagnitudo 6,9, yang sebelumnya dirilis bermagnitudo 7,4 ini dirasakan dengan durasi berbeda di beberapa wilayah. Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan bahwa peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir pada pukul 21.35 WIB. Gempa terjadi pada pukul 19.03 WIB yang berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten.