REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan Provinsi Riau telah membagikan sekitar 16 ribu masker kepada warga untuk mengantisipasi dampak buruk asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
"Total yang sudah dibagikan sendiri di Provinsi Riau 16 ribu lembar," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Nazir dalam siaran pers yang diterima di Pekanbaru, Kamis (1/8).
Pembagian masker dilakukan pada 30 Juli dan 1 Agustus 2019 di Pekanbaru. Pada 30 Juli 2019 pembagian 14 ribu masker dilakukan di Pekanbaru pukul 10.00 hingga 12.00 WIB dan pada 1 Agustus ada 2.000 masker yang dibagikan dari pukul 08.00 hingga 09.30 WIB. Pembagian masker antara lain dilakukan di simpang empat Jl. Gajah Mada, depan kantor Gubernur Riau, depan Transmart, persimpangan Mal SKA, lapangan PCR Rumbai, depan rumah Dinas Gubernur Riau, depan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, lampu merah depan Polda Riau, dan lampu merah depan rumah Dinas Gubernur Riau.
Dalam sepekan terakhir, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan meliputi Pekanbaru. Data monitoring kualitas udara di laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan partikel PM10 yang terbawa jerebu hingga pukul 15.00 WIB membuat kondisi udara menurun dari status sehat ke sedang.
Menurut data Dinas Kesehatan Riau selama Juli ada 826 warga yang terserang infeksi saluran pernafasan, kebanyakan di daerah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan. "Data yang kami terima saat ini adalah Pelalawan 582 kunjungan, Bengkalis 57 kunjungan, dan Rohil 187 kunjungan. Totalnya 826 orang," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Riau Yohanes mengenai data kunjungan pasien dengan infeksi saluran pernafasan di puskesmas.
Ia mengatakan jumlah penderita infeksi saluran pernafasan yang sebenarnya bisa jadi lebih banyak karena tidak semua warga memeriksakan kesehatan dan berobat ke puskesmas, tapi ada yang memanfaatkan klinik atau tempat praktik dokter.