REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Southeast Asia Freedom (SAFE-net), Damar Juniarto, mengatakan pemerintah harus meningkatkan edukasi kepada masyarakat soal perlindungan data kependudukan (data pribadi). Menurut dia, masih banyak yang tidak peduli dengan keamanan data pribadi.
"Banyak orang yang tidak peduli dengan data pribadi. Masyarakat di luar sana tahu bahwa kita dihantui oleh sindikat organized crime, memanfaatkan celah dengan mengumpulkan data pribadi kita," ujar Damar kepada wartawan di Pusdiklat LAN-RI, Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).
Karena itu, lanjut Damar, masyarakat perlu waspada terhadap sindikat ini. "Kedua, mungkin kita perlu dorong bersama bagaimana edukasi tentang data pribadi ini bisa digiatkan lagi. Saya harap dari Dukcapil Kemendagri bisa memberitau masyarakat jalur aduannya seperti apa, " tegasnya.
Sehingga, jika menemukan tindakan kriminal yang menyangkut data pribadi, masyarakat tidak perlu memakai kanal yang melebar. Namun, bisa langsung disampaikan kepada aparat kepolisian sehingga langsung ada tindakan dari pihak yang berwajib.
Sebelumnya, lewat akun Twitter-nya @hendralm, Hendra Hendrawan mengungkapkan informasi terkait adanya jual data pribadi di medsos. Menurut pengakuan Hendra, informasi itu dia dapatkan dari grup Facebook.
Hendra mengaku masuk ke dalam salah satu grup Facebook bernama Dream Market Official. "Jadi kan pertamanya saya lihat dari temen Facebook saya. Teman saya itu dapatnya dari sama-sama suka cari giveaway di Facebook. Nah dia update katanya ketipu mau beli tiket pesawat, pas saya liat komentarnya, dia ketipu dari salah satu anggota grup itu. Yasudah saya iseng aja masuk grup itu. Saya liat komentarnya ada yang punya satu juta data, lima ribu data juga, awalnya dari situ," tambah Hendra.