Rabu 31 Jul 2019 22:55 WIB

Kebersamaan Jadi Kekuatan untuk Kemajuan Bangsa

Jika bangsa terpecah, walaupun punya potensi maju tapi akan runtuh kembali.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di acara soft launching Muktamar Muhamadiyah dan Muktamar Aisyiyah ke-48.
Foto: Republika/Irfan Junaidi
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di acara soft launching Muktamar Muhamadiyah dan Muktamar Aisyiyah ke-48.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan bangsa Indonesia tidak akan maju dan besar jika tercerai berai. Dalam kondisi normal umat mudah untuk ukhuwah, tapi saat kritis perlu upaya bersama untuk menciptakan ukhuwah.

Penegasan itu disampaikan Haedar saat memberikan sambutan pada acara Soft Launching logo Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Gedung Induk Siti Walidah, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (31/7) malam.

Lebih lanjut Haedar mencontohkan, negara Yugoslavia dan Uni Sovyet yang pernah berjaya justru terpecah. Kebersamaan menjadi kekuatan untuk maju. Jika bangsa terpecah, walaupun punya potensi maju tapi akan runtuh kembali.

"Kita harus terus punya komitmen memajukan bangsa tanpa pamrih. Itu karakter Muhammadiyah. Dengan semangat kemandirian, kekuatan dari dalam kita bisa maju dan memajukan bangsa," ujarnya.

Ia menggarisbawahi, tantangan untuk dijawab satu tahun ke depan bagaimana Muhammadiyah dan kekuatan Islam di Indonesia terus menjadi pemandu kehidupan beragama di kalangan Islam dan warga bangsa yang terus menanamkan benih-benih yang membawa spirit kemajuan, pencerahan, sekaligus di dalamnya Islam yang membawa damai, dan membangun kebersamaan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, yang juga hadir pada acara tersebut, mengakui Nahdlatul Ulama (Nu) memiliki hubungan erat dengan Muhammadiyah. Kakek Yasin yang merupakan Menteri Agama ke-3 menjadi tokoh yang membesarkan Universitas Islam Indonesia (UII) yang notabene mayoritas dari Muhammadiyah.

Sehingga dia berharap umat Islam saat ini bersama-sama untuk membangun peradaban Islam kembali. "Kami berharap dari Jawa Tengah setelah 2020 ditempati Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah, kami berharap ada gerakan besar untuk menyatukan NKRI," harap wagub Jateng.

Yasin juga mengakui sejak dulu Muhamamadiyah memiliki andil besar dalam memajukan Indonesia. Bahkan, sampai saat ini didelegasikan sebagai salah satu organisasi besar Nobel perdamaian dunia. Sehingga diharapkan melalui Muktamar Muhammadiyah di Jawa Tengah menjadi momentum mempersatukan bangsa.

"Kami berterima kasih mendapat penghargaan menerima tamu agung para pengurus Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah, semoga awal pembukaan kali ini menurunkan rahmat Allah ke Jawa Tengah, sehingga Jawa Tengah bisa lebih makmur, sejahtera, dan bersinergi dengan para tokoh-tokoh agama," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement