Rabu 31 Jul 2019 21:30 WIB

Antisipasi Kekeringan, Petani Padi Beralih ke Kacang Panjang

Petani ingin menghindari kerugian akibat gagal panen pada musim kemarau ini.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ratna Puspita
Seorang petani menanam biji palawija di areal sawah yang mengering. (ilustrasi)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang petani menanam biji palawija di areal sawah yang mengering. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON –- Musim kemarau membuat lahan pertanian di sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon kerap dilanda kekeringan. Untuk menghindari kerugian akibat gagal panen (puso) pada musim kemarau tahun ini, sejumlah petani di Kabupaten Cirebon pun beralih dari tanaman padi ke palawija.

Petani di Kecamatan Tengahtani, Warlan, mengganti tanaman padi menjadi kacang panjang. "Kalau memaksakan diri tanam padi, takut gagal dan jadi rugi. Makanya, saya pilih tanam kacang panjang,’’ ujar Warlan, Rabu (31/7).

Baca Juga

Warlan mengatakan, masa panen kacang panjang hanya di kisaran 40 sampai 45 hari, atau jauh lebih singkat dibandingkan padi yang bisa mencapai tiga sampai empat bulan. Dia pun bisa memanen kacang panjang setiap hari.

Sekali panen, Warlan bisa memetik sampai sepuluh kilogram kacang panjang setiap hari. Kemudian, ia menjual kacang panjang itu ke pasar dengan harga Rp 8.000 per kilogram.

Warlan mengakui, meski kacang panjangnya bisa bertahan hidup hingga dipanen, tetapi kualitasnya menurun. Sebab, musim kemarau yang kering seperti sekarang membuat pertumbuhan tanaman menjadi kurang maksimal.

Untuk memperoleh air, Warlan memanfaatkan memanfaatkan air hasil pembuangan limbah rumah tangga yang dibuang ke saluran drainase di Desa Kalitengah. Air buangan itu pun harus disedot menggunakan mesin pompa air agar bisa masuk ke areal persawahan.

"Mesin pompanya kadang  dapat pinjam atau menyewa ke petani lain,’’ tutur Warlan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Effendi, menjelaskan, total luas tanaman padi pada musim gadu 2019 di Kabupaten Cirebon mencapai sekitar 42 ribu hektare. Dari jumlah itu, sebanyak 1.200 hektare mengalami kekeringan, baik kekeringan ringan, sedang maupun berat.

"Adapula sekitar 700 hektare yang kini sudah puso," kata Ali.

Ali menyatakan, sebelumnya telah mengimbau petani untuk beralih ke tanaman palawija. Sebab, tanaman palawija membutuhkan air lebih sedikit dibandingkan padi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement