REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Harga cabai di wilayah Kabupaten Banyumas dan Cilacap semakin tinggi. Di berbagai pasar tradisional Kabupaten Banyumas, cabai rawit dijual pada kisaran Rp 80 ribu per kg, sedangkan di sejumlah tempat di Kabupaten Cilacap, harganya mencapai Rp 100 ribu per kg.
''Harga cabai sudah luar biasa mahalnya, sudah hampir mendekati harga daging sapi. Harga sekilo cabai rawit bisa untuk membeli telur ayam ras sampai 4 kg lebih,'' ungkap Sumirah (55), ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Notog Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, Selasa (30/7).
Melonjaknya harga cabai juga dikeluhkan para pegadang makanan, termasuk pedagang mendoan yang banyak ditemukan di Banyumas. Mereka mengatakan, uang yang harus dikeluarkan untuk membeli cabai hampir sama besarnya dengan yang membeli tempe sebagai bahan baku mendoan.
''Untuk itu, kami lebih memilih membeli cabai rawit muda yang harganya sekitar Rp 30 ribu per kg. Tidak pedas juga tidak apa-apa, yang penting ada cabainya,'' kata Mendol (35), pedagang mendoan di Pasar Patikraja.
Dari pemantauan di sejumlah pasar di Pasar Wage Kota Purwokerto, harga cabai rawit merah saat ini sudah mencapai Rp 83 ribu per kg. Cabai rawit hijau dijual sekitar Rp 70 ribu per kg.
''Untuk cabai merah besar, harganya sudah mencapai Rp 45 ribu per kg,'' kata Warsiti, pedagang di Pasar Wage.
Harga cabai rawit mencapai Rp 100 ribu per kg di Pasar Cimanggu Kabupaten Cilacap. Pedagang setempat mengaku harga cabai sudah meroket sejak empat hari terakhir.
''Harganya sudah tinggi sekali. Saya sudah tidak berani stok cabai dalam jumlah banyak, karena khawatir tidak laku,'' kata Neneng, pedagang pasar tersebut.
Sebelum harga cabai melonjak seperti saat ini, biasanya Neneng menyetok cabai sebanyak 10-15 kg untuk dijual lagi selama dua hari. Namun, begitu harga cabai mengalami kenaikan hingga di atas Rp 50 ribu per kg, dia hanya menyetok paling banyak 5 kg untuk dua hari.
''Kalau stok terlalu banyak kemudian tidak laku, kerugian yang akan saya alami juga akan ssemakin besar,'' jelasnya.