Senin 29 Jul 2019 23:52 WIB

2.000 UMKM di Kota Cirebon Ditarget Bisa Berjualan Daring

Perumda menyebut ada 9.000 UMKM pasar rakyat yang ada di Kota Cirebon

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Produk kerajinan UMKM.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Produk kerajinan UMKM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Sebanyak 2.000 UMKM di enam pasar rakyat di Kota Cirebon ditargetkan bisa menerima pelatihan untuk melakukan penjualan daring. Dengan penjualan tersebut, diharapkan bisa memperluas pemasaran produk milik UMKM tersebut.

Kabid Statistik, Sektoral dan Persandian, Dinas Komunikasi dan Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, TM Maulana, menjelaskan, upaya itu diawali dengan memberikan pelatihan kepada 25 orang yang akan bertugas sebagai canvasser.

Selanjutnya, 25 canvasser itu akan berkeliling ke enam pasar rakyat hingga 12 Agustus mendatang. Ditargetkan, 2.000 pedagang di enam pasar rakyat tersebut akhirnya juga akan melakukan penjualan dengan sistem daring.

"Para canvasser itu bertugas untuk mengajari pedagang (di enam pasar rakyat) untuk berjualan secara online,’’ ujar Maulana, saat kegiatan Training of Trainer Grebeg Pasar UMKM Go Online Kota Cirebon, Senin (29/7).

Adapun enam pasar tradisional yang sudah ditetapkan menjadi target dari kegiatan yang bernama Grebeg Pasar itu, yakni Pasar Kanoman, Pasar Pagi, Pasar Jagasatru, Pasar Perumnas, Pasar Drajat dan Pasar Harjamukti.

"Target awal kami pedagang yang berjualan bahan kering, seperti kerupuk udang, terasi dan lainnya," ungkap Maulana.

Maulana menambahkan, jumlah 2.000 UMKM tersebut merupakan tahap awal pelaksanaan grebeg pasar. Pasalnya, berdasarkan data dari Perumda Pasar Berintan, ada sekitar 9.000 UMKM yang ada di sepuluh pasar rakyat di Kota Cirebon.

‘’Target kedepannya, pedagang di semua pasar tersebut bisa melek teknologi dan mulai melakukan penjualan secara digital atau online,’’ tukas Maulana.

Program UMKM go online kali ini merupakan lanjutan dari program sama yang sudah diselenggarakan selama lima kali sepanjang 2017 hingga 2018 di Kota Cirebon. Bedanya, saat itu pihak penyelenggara mengundang langsung pelaku UMKM untuk mendapatkan pelatihan penjualan secara daring.

Sedangkan tahun ini, dengan program grebeg pasar, canvasser yang datang langsung ke pasar rakyat dan memberikan pelatihan kepada pedagang di pasar tersebut. Kelebihannya, pedagang tidak perlu meninggalkan jualan mereka.

Dalam kegiatan yang telah dilakukan tahun sebelumnya, ada 600 UMKM di Kota Cirebon yang telah mendapatkan pelatihan berjualan secara daring. Dari jumlah itu, sebanyak 40 persen di antaranya sudah eksis.

Sementara itu, Kasubdit Pengembangan Ekonomi Digital, Pariwisata, Transportasi dan Perdagangan Ditjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo, Sumarno, menyebutkan, tahun ini ada 20 kota di Indonesia yang menjadi target pelaksanaan grebeg pasar, termasuk Kota Cirebon.

‘’Satu kota minimal ada enam pasar yang menjadi target dimana para pedagangnya dilatih penjualan secara online,’’ kata Sumarno.

Sumarno mengungkapkan, banyak keuntungan yang diperoleh pedagang jika berjualan secara daring. Di antaranya, pembeli yang tidak terbatas hanya di satu kota, namun bisa seluruh Indonesia bahkan luar negeri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement