REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengumpulkan ulama se-Jabar untuk membuat kesepakatan dengan para ulama. Kesepakatan itu terkait isu radikalisme yang dinilai sudah harus jadi atensi bersama.
"Jadi ulama di Tasikmalaya menyampaikan ada buku yang mengkafirkan aliran tertentu, menafsir sesukanya. Jadi di antara ulama Jabar sendiri mempunyai kekhawatiran bersama dan domainnya bergeser tak hanya secara umum di masyarakat tapi di sekolah," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan di Gedung Sate, Senin (29/7).
Emil berharap, dalam pertemuan ini bisa disepakati bersama bagaimana menangkis paham radikalisme tersebut. Namun, bagaimana caranya teknisnya masih dibahas belum.
"Belum ada hal teknis, jadi jangan dikutip dulu karena belum disepakati. Ini masih menyamakan bahwa isu radikalisme itu nyata," katanya.
Menurut Emil, semua ulama akan menggelar pertemuan lagi untuk duduk bersama, termasuk melibatkan MUI membahas bagaimana pencegahan paham radikalisme di sekolah.
Saat ditanya apakah paham radikalisme di Jabar makin masif, Emil mengatakan sebenarnya sama saja. "Tapi karena kita hidup di dunia digital jadi eksposur terhadap isu ini jadi lebih mudah dideteksi, kalau dulu gak terbaca," kata Emil.