REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Para pencari suaka yang melakukan aksi demo di depan kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR), Jakarta Pusat, Senin (29/7). Para pencari suaka ini berbeda dengan pencari suaka yang pernah memadati Jalan Kebon Sirih pada Juni lalu. Mereka merupakan pencari suaka tunggal atau tidak berkeluarga.
"Kami berencana untuk melakukan aksi lagi besok dan seterusnya dengan massa yang lebih banyak," kata salah satu pencari suaka tunggal Medi, Senin (29/7)
Para pencari suaka tunggal ini mengharapkan kepastian dari Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi mengenai hak-hak dasar mereka sebagai manusia yang sudah tertunda selama hampir tujuh tahun.
Menurut salah satu pencari suaka lainnya Abdul, hanya pencari suaka yang berkeluarga yang dilayani untuk kejelasan statusnya setelah mengungsi dari negara asalnya.
Abdul mengatakan hingga saat ini para pencari suaka tunggal yang bernasib seperti dirinya dan tersebar di Jabodetabek jumlahnya mencapai 500 orang. Banyak dari mereka yang berasal dari negara- negara Timur Tengah seperti Afghanistan dan Suriah.
"Kami hanya butuh hak dasar kami sebagai manusia, dapat bekerja dengan layak, dapat memiliki kendaraan dan tempat tinggal yang nyaman," kata Abdul.
Sebelumnya, pada 2017 para pencari suaka sudah melakukan aksi serupa di depan Kantor UNHCR, namun hingga 2019 tidak ada proses lebih lanjut dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi yang dilakukan untuk memenuhi hak para pencari suaka tunggal ini.