REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta akan kembali menggelar konferensi internasional mengenai ekonomi Islam dan Inklusi Keuangan (ICIEFI 2019). Konferensi Internasional akan mengangkat tema tentang mencari keseimbangan aspek inovasi dan aspek sustainabilitas.
“Tak bisa dipungkiri bahwa digitalisasi telah menjadi trend dan mentransformasi gaya hidup manusia. Keberadaan taksi daring, berbagai lapak digital atau marketplace dan teknologi finansial telah memberikan perubahan cara manusia berperilaku dalam berekonomi,” kata dosen Ilmu Ekonomi UMY yang juga panitia ICIEFI 2019, Ahmad Ma'ruf dalam rilis yang diterima Republika.co.id pada Senin (29/7).
Ahmad Ma'ruf mengatakan konfrensi Internasional akan berlangsung selama dua hari, mulai dari 30-31 Juli. Konferensi tersebut akan diikuti oleh 126 akademisi dari berbagai kampus dari enam Negara yakni Inggris, Jepang, Taiwan, Philipina, Malaysia dan Indonesia.
Diharapkan kegiatan internasional ini menjadi media bertemunya para cendekia dari berbagai Negara untuk berdiskusi dan menjadi solusi mengenai bagaimana menemukan keseimbangan ditengah pesatnya inovasi dengan tetap menjaga sustainabilitas dalam bidang pembangunan, khususnya keuangan maupun bisnis berbasis digital.