REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara di Riau kembali membaik setelah dua hari sebelumnya dilaporkan sedikit kurang baik dan terdeteksi adanya asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Berdasarkan satelit, tidak terpantau adanya hotspot di Riau pada Ahad (28/7).
"Pantauan kondisi udara di beberapa tempat oleh petugas lapangan juga menunjukkan sudah membaik, nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru pada Minggu (28/7), pukul 18.00 WIB menunjukkan angka 47.29 (baik)," ujar Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan di Jakarta, Ahad (29/7).
Agus mengatakan pantauan dari satelit sore ini juga menunjukkan tidak ada hotspot di Riau. Satuan tugas (satgas) udara mengerahkan 17 helikopter untuk water bombing dan 2 pesawat untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Total personil yang akan diturunkan untuk operasi Siaga Darurat Karhutla di Riau adalah 1.512 personil gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD dan masyarakat/relawan.
Hari ini dilakukan 2 sorti penerbangan TMC dengan menggunakan pesawat Casa 212-200 PK-PCT. Sorti 1 penerbangan dilakukan pada pukul 09.45 - 11.35 WIB dengan target penyemaian di daerah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, dan Siak pada level ketinggian 10.000 feet dengan menghabiskan bahan semai garam sebanyak 1.000 kg.
Ia melanjutkan Sorti 2 penerbangan dilakukan pada pukul 13.20 - 14.55 WIB dengan target penyemaian awan di daerah Kabupaten Siak, Pelalawan dan Kampar pada level ketinggian 10.000 feet dengan menghabiskan garam sebanyak 1.000 kg. Satgas udara terus melakukan upaya water bombing untuk memadamkan kebakaran di Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Siak; Pangkalan Kuras, Pelalawan, Penarikan Langgam Pelalawan dan di Langgam Pelalawan. Adapun helikopter water bombing yang dikerahkan sebanyak 5 heli yaitu MI 171 PK-BST, BELL 214 N-217PJ, SIKORSKY N-5193Y, MI8 EY-226 dan KAMOV PK-IKR dengan total jumlah bombing sebanyak 524 kali atau setara dengan 1.993 ton air.
"Satgas darat yang dikerahkan sekitar 1.500-an personil, terdiri dari 1.000 personel TNI, 200 personel Polri dan 300 an personil gabungan dari BPBD, Manggala Aggni dan Kelompok Masyarakat untuk upaya sosialisasi pencegahan dan pemadaman karhutla," ujarnya.
Sementara itu, Agus Wibowo mengatakan BNPB meminta aparat di lapangan untuk mencari tahu penyebab kebakaran dan pelaku pembakaran dalam upaya penegakan hukum.
Pantauan hujan oleh BMKG sampai dengan dengan pukul 16.00 WIB menunjukkan terjadi hujan di Dayun (Kab. Siak) pada pukul 15:03 WIB, Bengkalis (0,5mm) pukul 12:40-13:40 WIB, Sei Pakning (35,6mm) pukul 12:50-14:00 wib), Tembilahan (0,6 mm) pukul 07:50-08:20 WIB, Bunga Raya (22,6 mm) pukul 12:30-15:20 WIB, Rokan IV Koto (2,2 mm) pukul 09:00 – 09:50 WIB.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini sd pukul 17.00 WIB akan terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai deras di sebagian wilayah Kab. Bengkalis, Kab. Siak dan sebagian Kota Pekanbaru, Kab. Pelalawan dan Kab. Kepulauan Meranti.
Hasil pemantauan hotspot tanggal 28 Juli 2019 pukul 16.00 WIB dari satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog modis LAPAN untuk wilayah Riau tidak terdeteksi hotspot (0 titik), padahal pantauan pagi hari 28 Juli 2019 pukul 07.00 WIB untuk wilayah Riau terdapat 89 titik dengan 72 titik kategori sedang dan 17 titik kategori tinggi. Sebelumnya, kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti Jalan Lintas Timur Sumatera di Provinsi Riau, Minggu (28/7).