REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menjelaskan, Gibran ataupun Kaesang berpotensi terjun ke dunia politik praktis. Salah satu yang menjadi perhatian Pangi adalah, kedua anak presiden itu jangan hanya menjadi politikus "karbitan".
Keduanya harus mampu menunjukkan kapasitas pribadinya kepada masyarakat. Jangan hanya mengandalkan popularitas orang tuanya. "Bakat politik belum tentu turun ke anak. Namun, kalau seorang anak punya inisiatif untuk masuk ke politik, bukan karena tekanan dan dorongan yang lain lain. Hal itu sangatlah bagus," ujar Pangi, Ahad (28/7).
Di sisi lain, ketika disinggung soal potensi Gibran menggeser politisi muda lain lainnya. Pangi menyatakan, Bangsa Indonesia justru membutuhkan banyak politisi muda.
"Kita lihat nanti rekam jejaknya. Soalnya selama ini mereka masih berkecimpung di dunia bisnis, belum masuk ke politik," ucapnya.
Masuknya nama Gibran dan Kaesang dalam bursa Pilwalkot Solo tentunya tidak bisa dipisahkan dari pengaruh bapaknya yang merupakan presiden ketujuh, Joko Widodo. Menurutnya, politik dinasti tidak sepenuhnya salah.
"Hal itu (politik dinasti) tidak masalah. Sepanjang mereka (Gibran dan Kaesang) juga memiliki kapasitas dan narasi soal kepemimpinan," ujar Pangi.
Kemudian, Pangi menuturkan, sebenarnya tidak ada batasan bagi anak politikus atau presiden untuk masuk ke politik. Jika kemudian dilarang, maka hal itu justru melanggar hak seseorang.
Nama Gibran dan Kaesang masuk dalam bursa kandidat wali kota Surakarta berdasarkan survei yang dilakukan Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta. Ketua Laboratorium, Suwardi, menyebutkan bahwa survei dilakukan di 96 titik lokasi dengan delapan responden di masing-masing titik.
"Jumlah total kuesioner yang kami sebarkan ada 768. Akan tetapi, yang dua tidak bisa dianalisis sehingga dibuang. Jadi ada 766 yang kami uji sampel dengan margin error empat persen," katanya.
Survei tersebut menguji tiga kategori, yaitu popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas. Dari kategori popularitas, nama Gibran muncul dengan angka popularitas tertinggi. "Dari total jumlah responden, 90 persennya mengenal Gibran," katanya.
Selain itu, dengan angka yang sama juga muncul nama Achmad Purnomo. Saat ini Achmad Purnomo menjabat sebagai Wakil Wali Kota Surakarta mendampingi Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo.
"Di urutan ketiga adalah Kaesang dengan persentase popularitas 86 persen dan di urutan keempat ada nama Teguh Prakosa yang merupakan Ketua DPRD Kota Surakarta dengan angka 49 persen," katanya.
Dari sisi akseptabilitas, Achmad Purnomo menempati peringkat tertinggi dengan persentase 83 persen. Selanjutnya diikuti Gibran 61 persen dan Teguh 49 persen.
Dari segi elektabilitas, Achmad Purnomo masih menempati urutan pertama dengan angka 38 persen. Di urutan kedua ada Gibran dengan 13 persen dan berikutnya Teguh Prakosa dengan angka 11 persen.