Jumat 26 Jul 2019 10:02 WIB

Polisi Tembak Polisi, Mapolsek Cimanggis Dijaga Ketat

Brigadir Rangga Tianto menembak rekannya sesama polisi hingga tewas di tempat.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Mapolsek Cimanggis dijaga ketat aparat kepolisian Polresta Depok, Jumat (26/7). Polsek Cimanggis teletak di Jalan Raya Bogor Jakarta KM 33 Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
Foto: Rusdy Nurdiansyah/Repubika
Mapolsek Cimanggis dijaga ketat aparat kepolisian Polresta Depok, Jumat (26/7). Polsek Cimanggis teletak di Jalan Raya Bogor Jakarta KM 33 Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Buntut peristiwa polisi menembak polisi di Mapolsek Cimanggis, Kota Depok, kini kantor Polsek Cimanggis dijaga ketat aparat kepolisian Polresta Depok, Jumat (26/7). Polsek Cimanggis teletak di Jalan Raya Bogor Jakarta KM 33 Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.

Belum ada keterangan resmi dari Kapolsek Cimanggis, Kompol Suyud maupun dari Kapolresta Depok, Kombes Pol Didik Sugiarto. "Ya, nanti saya kabari," kata Kapolsek Cimanggis, Kota Depok, Kompol Suyud saat dikonformasi Republika.co.id via Whatsapp.

Baca Juga

Sedangkan Kapolresta Depok, Kombes Pol Didik Sugiarto belum membalas konfirmasi. Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Deddy Kurniawan mengatakan, keterangan resmi akan disampaikan langsung Kapolres Depok, Kombes Pol Didik Sugiarto. "Nanti keterangan resmi Pak Kapolres yang sampaikan. Nanti dikabari," kata Deddy.

Seorang polisi, Brigadir Rangga Tianto menembak sesama rekannya, Bripka Rahmat Efendy, sebanyak tujuh kali hingga tewas di ruang SPK Mapolsek Cimanggis, Kota Depok, Kamis (25/7) pukul 20.50 WIB. Bripka Rahmat bertugas sebagai anggota Samsat Polda Metro Jaya. Sedangkan Brigadir Rangga bertugas di Polda Metro Jaya.

Informasi yang dihimpun Republika.co.id, penembakan terjadi di ruangan SPK Polsek Cimanggis. Awal mula kejadian, korban Bripka Rahmat mengamankan Pelaku tawuran, FZ ke Polsek Cimanggis pada Kamis 25 Juli 2019, pukul 20.30 WIB, dengan barang bukti Clurit.

Tidak lama kemudian datang orang tua pelaku, Z bersama Brigadir Rangga yang meminta agar FZ untuk bisa dibina oleh orang tuanya. Namun Bripka Rahmat langsung menjawab bahwa proses sedang berjalan dengan nada agak keras bicaranya.

Hal itu membuat Brigadir Rangga emosi karena tidak terima, kemudian mengeluarkan senjata api jenis HS 9 dan langsung menembak ke arah Bripka Rahmat sebanyak tujuh kali tembakan. Tembakan mengenai bagian dada, leher, paha dan perut sehingga korban meninggal di tempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement