Rabu 24 Jul 2019 15:54 WIB

BPBD: Lombok Barat Tanggap Darurat Kekeringan

Status kekeringan di Lombok Barat meningkat dari siaga jadi tanggap darurat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Barat Najib mengatakan status bencana kekeringan di Lombok Barat meningkat dari status siaga menjadi tanggap darurat. Najib menyampaikan kenaikan status tak lepas dari adanya peningkatan jumlah kecamatan dan desa yang terdampak kekeringan.

"Statusnya bencana kekeringan ini kita naikkan statusnya dari siaga menjadi tanggap darurat," ujar Najib di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (23/7).

Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Penanggulangan Bencana Kekeringan itu menyampaikan kenaikan status juga melihat data analisis BMKG Kelas I Kediri per 3 Juni 2019, di mana iklim di NTB tidak terjadi hujan atau sifat hujan umumnya di bawah normal.

"HTH (hari tanpa hujan) umumnya dalam kategori menengah, antara 11 sampai 20 hari untuk Pulau Lombok bagian tengah hingga selatan. Sedangkan di bagian utara, umumnya dalam kategori sangat panjang, yaitu antara 31 sampai 60 hari," ucap Najib.

Najib menyebutkan bencana kekeringan di Lombok Barat berada di enam wilayah yang dikategorikan berpotensi kekeringan, yakni enam desa di Kecamatan Sekotong, enam desa di Kecamatan Lembar, tiga desa di Kecamatan Gerung, tiga desa di Kecamatan Kuripan, lima desa di Kecamatan Batulayar, dan satu desa di Kecamatan Gunungsari.

"Dampak dari bencana kekeringan ini, masuknya periode puncak musim kemarau, masyarakat kita diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan seperti kekeringan, kekurangan air bersih dan potensi kebakaran lahan," kata Najib.

BPBD Lombok Barat, kata dia, telah melakukan berbagai upaya, mulai dari melakukan survei ke beberapa desa yang dinilai rawan bencana kekeringan, menggelar rapat koordinasi, dan menetapkan pembagian tugas wilayah distribusi air bersih dengan menggandeng Dinas Sosial, Dinas Pemadam Kebakaran, PDAM Giri Menang, Polres Lombok Barat, hingga PMI.

Najib memprediksi, selain air bersih untuk kebutuhan minum dan mandi, kekeringan juga akan berdampak pada sektor pertanian.

"Ada tiga kecamatan yang terdampak lahan pertaniannya. Kita khawatir mereka akan mengalami gagal panen. Di Kecamatan Kuripan, Sekotong dan Lembar," kata Najib.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Lombok Barat Fauzan Husniadi mengatakan selama Juli, Dinas Pemadam Kebakaran Lombok Barat telah 25 kali mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak, dengan 5 ribu liter air setiap distribusi.

"Terbanyak yang meminta bantuan air bersih  wilayah Kecamatan Gerung yang berbatasan dengan wilayah Lombok Tengah dan Kecamatan Batulayar," ucap Fauzan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement