Selasa 23 Jul 2019 05:31 WIB

Pesona Rumah Laba-Laba Butakan Penguasa

Karena tidak sedikit, manusia terpesona oleh kekuatan hukum dan kekuatan penguasa

Laba-laba
Foto: Wikipedia
Laba-laba

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Abu Muas Tardjono, Pemerhati Masalah Sosial

Dalam kehidupan keseharian kita, tentu kita pernah melihat dan atau mengenal salah satu makhluk Allah dari sekian banyak makhluk ciptaan-Nya yang hidup di sekeliling kita. Salah satu makhluk Allah yang pernah kita lihat dan atau pernah kita kenal itu bernama, laba-laba.

Ada sebuah keistimewaan di antara keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada binatang yang satu ini yakni keahliannya dalam ‘memburu’ mangsanya. Teknik perburuannya, laba-laba bukan hanya membuat sarang yang sifatnya statis atau diam saja, melainkan ia pun membuat jaring kecil istimewa yang dilempar hingga bisa membungkus erat mangsanya.

Serangga-serangga yang terperangkap tidak akan mampu lagi melepaskan diri dari jeratan jaring kecil yang istimewa ini. Jaringnya terbuat sempurna sehingga serangga yang terperangkap akan semakin terjerat jika semakin banyak bergerak atau meronta-ronta. Untuk menyimpan makanannya, ia membungkus mangsanya dengan benang tambahan yang seakan-akan mengepaknya.

Selain itu, ada keistimewaan lain yang dimiliki binatang yang satu ini yakni kekuatan benangnya yang berdiameter kecil, konon lima kali lebih kuat daripada kawat baja dengan ketebalan yang sama. Padahal, kita tahu bahwa baja merupakan bahan terkuat yang dibuat secara khusus oleh manusia melalui industri-industri baja.

Sedangkan laba-laba di dalam tubuhnya dapat membuat benang yang jauh lebih kokoh daripada baja. Hanya Dia-lah Allah Yang Maha Agung yang menganugerahkan ini.

Setelah kita sedikit mengenal karakteristik dan beberapa keistimewaan yang dianugerahkan Allah SWT kepada laba-laba, kini layaklah kiranya kita mau merenungkan serta menghayati salah satu makna perumpamaan yang dianugerahkan kepada kita melalui firman-firman-Nya.

Salah satu perumpamaan yang Allah anugerahkan kepada kita adalah sebuah perumpamaan yang penuh makna bagi kelangsungan hidup kita. Allah SWT berfirman: “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain dari Allah, adalah laksana laba-laba membuat rumah. Dan sesungguhnya yang serapuh-rapuh rumah adalah rumah laba-laba jika mereka mengetahui” (QS. Al ‘Ankabuut, 29:41).

Pada awal ayat dinyatakan, kita diingatkan bahwa bila kita mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah.

Memang, betapa kelihatan mempesona rumah laba-laba yang bisa kita saksikan.

Susunan jaring yang tertata rapi bisa membentang dari daun ke daun atau dari dahan ke dahan atau bahkan mungkin dari pohon ke pohon. Aneka warna muncul dari bentangan jaringnya, sehingga serangga-serangga kecil yang terbuai dengan keindahan ini tanpa terasa akan terjerat dalam jaringnya.

Dalam lanjutan ayat 41 Surah Al 'Ankabuut Allah SWT mengingatkan kita bahwa, sesungguhnya rumah yang paling rapuh atau lemah ialah rumah laba-laba. Kekuatan rumah laba-laba terletak pada jaring-jaring yang dibuatnya itu untuk menjaring mangsa atau serangga yang lebih kecil. Jika mangsanya lebih besar dan kuat, maka mangsanya itulah yang merusakkan sarang atau rumah itu sampai sarang itu hancur berantakkan.

Pada ujung ayatnya kita diingatkan kembali bahwa, bagi mereka yang mengetahui akan kondisi ini pastilah tidak akan melakukannya. Artinya, bahwa orang yang beriman dan berilmu tidaklah mungkin menggantungkan dirinya kepada selain Allah.

Tidaklah mereka akan berpegang kuat kepada selain Allah. Tidaklah mungkin pula mereka akan coba-coba melaksanakan aturan dan hukum selain melaksanakan aturan dan hukum dari Allah. Betapa tepat sekali Allah SWT menganugerahkan perumpamaan ini kepada kita, karena memang hanya Dia-lah yang Maha Mengetahui akan rahasia kekuatan atau kelemahan alam yang Dia ciptakan.

Karena tidak sedikit, manusia terpesona oleh kekuatan hukum dan kekuatan penguasa. Dikiranya bahwa kekuatan penguasa tidak akan terkalahkan selama-lamanya. Kadang yang memegang kekuasaannya itu sendiri pun tanpa sadar terpesona oleh semua kekuatan yang dimilikinya. Dikiranya, akan dapat kekal di dalam genggamannya. Bahkan dia berusaha mempertahankan kekuasaan itu dengan berbagai cara, dia menebar jaring-jaring bujukan bagi siapa saja yang tunduk, intimidasi, persekusi dan sanksi dikeluarkan bagi siapa saja yang dinilai akan menentangnya.

Demikian pula, dikumpulkannya kekuatan harta kekayaannya dengan berbagai cara yang disangkanya akan dapat melanggengkan kepemilikannya. Tiba-tiba satu waktu yang tidak disangka-sangka, baik oleh dirinya maupun oleh orang-orang yang memujanya, kekuatan, kekuasaan dan kekayaan itu sirna bila keputusan Allah telah tiba, maka tidak akan ada yang bisa memberikan pertolongannya.

Kini, pada abad kemajuan ilmu dan teknologi tidak sedikit manusia telah menuhankan akalnya. Berangsur-angsur dengan keahlian ilmu dan teknologi yang dimilikinya, tidak sedikit pula manusia menganggap dirinya berhak atas pembuatan aturan hidupnya, menilai aturan yang dibuatnya sejajar dengan aturan-Nya, bahkan lebih fatal lagi mereka berani menilai bahwa aturan dan hukum Allah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.

Tindakan-tindakan semacam ini sebenarnya tak ubahnya ibarat Laba-Laba yang sedang membuat rumahnya. Yang pada suatu saat jika datang mangsanya yang lebih besar dan kuat atau ditimpa tiupan angin yang sangat kuat, maka Laba-Laba itu pun tidak bisa mempertahankan kekuatan rumahnya bahkan mungkin dirinya pun akan ikut hancur karenanya.

Betapa Maha Pengasih dan Penyayang Allah yang telah menganugerahkan kepada kita banyak perumpamaan melalui firman-firman-Nya, tentu semua ini tidaklah cukup hanya untuk diketahui, melainkan kita tetap harus berupaya untuk merenungkan, menghayati dan melaksanakan segala sesuatu yang telah menjadi perintah-Nya dan meninggalkan segala sesuatu yang telah menjadi larangan-Nya.

Seorang mu'min tidak akan percaya kepada segala macam kekuatan, kekuasaan, kebesaran, kecuali kepada Allah karena semuanya itu datang dari-Nya. Allah SWT berfirman: "Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Al Baqarah, 2 : 256).

Tiba saatnya bagi kita untuk introspeksi diri seberapa jauh kehidupan kita selama ini, adakah sesuatu yang kita rencanakan atau kita upayakan dalam hidup kita ini adalah sesuatu yang memperkuat gantungan kita kepada Allah? Semoga kita dapat memaknai betapa rapuhnya rumah Laba-Laba sesuai perumpamaan yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita. Amin! Wallahu a'lam bish-shawab

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement