Senin 22 Jul 2019 22:47 WIB

Pemprov dan KAI Bahas Pemindahan KA Babaranjang

Proyek pemindahan jalur KA Babaranjang akan selesai pada 2022.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi perbaikan jalur rel kereta api.
Foto: ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
Ilustrasi perbaikan jalur rel kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemprov Lampung bersama PT KAI Divre IV Tanjungkarang menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) percepatan pembangunan jalur kereta api (KA), Senin (22/7). Proyek pemindahan jalur KA Batubara Rangkaian Panjang (Babaranjang) akan selesai pada tahun 2022.

Rakor yang dipimpin Asisten II Bidang Ekonomi Keuangan Pembangunan Pemprov Lampung Taufik Hidayat tersebut membahas juga proyek skybridge yang menghubungkan rel KA Tanjungkarang ke Bandara Internasional Radin Inten II Branti. Kedua proyek tersebut telah mendapat ‘lampu hijau’ dari Menhub Budi Karya Sumadi saat meninjau langsung Stasiun Tanjungkarang, pada 30 Juni 2019.

Baca Juga

Pemindahan jalur KA Babaranjang, yang selama ini masuk dalam Kota Bandar Lampung dan menimbulkan kemacetan panjang akan dibuat longcut mulai dari Teginenng hingga KM 3 Tarahan, Bandar Lampung sepanjang 42 km.

Menurut Asisten II Bidang Ekubang Pemprov Lampung Taufik Hidayat, pembangunan longcut Tegineneng- KK 3 Tarahan akan selesai pada tahun 2022, sedangan skybridge dan jalur KA bandara selesai tahun 2020. “Saat ini, masih dikaji dan dipersiapkan proses pembangunannya dari stake holder terkait,” kata Taufik Hidayat.

Plt. Kepala Dinas Perhubungan Lampung Bambang Sumbogo mengatakan, proyek longcut tersebut harus segera ditindaklanjuti karena sudah menjadi amanah dari presiden dan menhub. Hal tersebut, juga dapat mengatasi kemacetan arus lalu lintas di dalam kota Bandar Lampung yang diketahui 11 titik kemacetan.

Menurut dia, pembangunan longcut rel KA tersebut sangat bermanfaat bagi arus lalu lintas dalam kota Bandar Lampung. Setiap KA Babaranjang muatan batubara dari Tanjungenim, Sumatra Selatan menuju Pelabuhan Tarahan, Lampung melintas dalam kota Bandar Lampung membutuhkan waktu sekira 8-9 menit bahkan lebih di setiap perlintasan KA.

“Kemacetan akan selalu terjadi setiap KA Babaranjang melintas,” katanya.

Menurut dia, saat ini produksi batubara masih 19 juta ton yang akan dibawa ke Tarahan Lampung. Ke depan akan produksi lagi menjadi 25 juta ton, hingga 45 juta ton. Dapat diperhitungkan bila jumlah produksi meningkat makan pergerakan KA Babaranjang akan semakin padat durasinya.

“Jadi satu hari berapa KA dibagi 24 jam melintas, dan setiap menitnya ada kereta, apalagi kalau sudah produksi 45 juta ton,” ujarnya.

Salah satu untuk mengatasinya, ujar dia, dengan membuat longcut rel KA Babaranjang ke Tarahan sepanjang 42 KM dari Tegineneng, sehingga KA Babaranjang tersbeut tidak lagi masuk dalam kota dan mengganggu arus lalu lintas di setiap perlintasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement