Sabtu 20 Jul 2019 16:34 WIB

Sidang Dewan IMO Usulkan Jumlah Jadi 52 Negara

Agenda yang menjadi fokus perhatian Indonesia adalah agenda 3.

Sidang IMO Usulkan Jumlah anggota menjadi 52 negara.
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Sidang IMO Usulkan Jumlah anggota menjadi 52 negara.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - - Sidang Dewan Internasional Maritime Organization (IMO) atau Organisasi Maritim Internasional ke 122 telah berakhir kemarin (19/7). Sejumlah keputusan telah disepakati dalam sidang tersebut di antaranya merekomendasikan kepada Majelis (Assembly) IMO terkait perluasan komposisi dewan IMO menjadi 52 negara anggota dan perpanjangan masa keanggotaan Dewan IMO menjadi 4 (empat) tahun sekali.

Demikian yang disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha selaku Head of Delegation (HoD) atau Ketua Delegasi Indonesia pada sidang Dewan (Council) IMO ke 122 di London, Inggris pada hari ini (20/7).

Arif mengatakan, agenda yang menjadi fokus perhatian Indonesia yaitu agenda 3 : Strategy, Planning dan Reform. Khususnya di sub-agenda reform dimana Dewan telah menyetujui laporan Working Group yang menyetujui untuk merekomendasikan kepada Majelis, perluasan komposisi Dewan menjadi 52 anggota dimana saat ini ada 40 anggota dan juga menyetujui untuk merekomendasikan kepada Majelis perpanjangan masa anggota Dewan menjadi 4 (empat) tahun dimana saat ini keanggotaan Dewan IMO adalah 2 (dua) tahun.

"Sidang juga menyetujui untuk merekomendasikan kepada Majelis sebanyak 12 kursi akan dialokasikan masing-masing pada kategori (a) dan (b) dan 28 kursi untuk kategori (c). Adapun komposisi saat ini adalah 10 kursi pada kategori (a) dan (b) serta 20 kursi untuk kategori (c) dimana Indonesia tercatat sebagai anggota Dewan IMO kategori (c) periode 2018-2019," ujar Arif dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (20/7).

Menurut Arif, sidang Dewan IMO ke-122 dilaksanakan secara pleno dan secara keseluruhan membahas 21 agenda. Beberapa hal hasil keputusan Sidang Dewan ke-122 terhadap agenda rutin yang perlu menjadi perhatian Pemerintah Indonesia dan memerlukan tindak lanjut di antaranya adalah meminta anggota Dewan untuk menyampaikan proposal di Sidang Dewan ke-124 mengenai rencana masa depan organisasi menghadapi revolusi Industri 4.0 dan era disruption dan membahas lebih lanjut proposal aplikasi e-voting mengenai mekanisme pemilihan di organisasi ke sidang Dewan ke-124.

Pada sidang ini, juga diputuskan tema “Sustainable Shipping for Sustainable Planet” akan menjadi tema IMO untuk 2020, yang juga merupakan tema dari World Maritime Day 2020.

Pada kesempatan tersebut, delegasi Indonesia juga menyampaikan apresiasi kepada Sekretariat IMO atas hasil audit positif terhadap laporan keuangan TA 2018, dan mendorong Sekretariat agar melaksanakan sepenuhnya rekomendasi audit tepat waktu. 

"Indonesia juga menyampaikan kepada forum bahwa Pemerintah Indonesia cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan akan menjadi tuan rumah pertemuan Cooperation Forum ke-12 dalam kerangka Co-operative Mechanism on Safety of Navigation and Environmental Protection in the Straits of Malacca and Singapore yang dijadwalkan pada tanggal 30 September-1 Oktober 2019 di Semarang, Jawa Tengah," kata Arif.

Di sela-sela sidang Dewan IMO, delegasi Indonesia melakukan pertemuan dengan Head, Resources Mobilization and Partnerships Technical Cooperation untuk membahas rencana MoU antara Kementerian Perhubungan dengan IMO dalam kerangka Integrated Technical Cooperation Program (ITCP). Tujuan dari pelaksanaan MOU tersebut adalah meningkatkan peran Indonesia sebagai anggota Dewan IMO tidak hanya terbatas penyelenggaraan kegiatan (training, workshop, seminar) namun dengan cakupan aspek yang lebih luas seperti pengiriman expert/ tenaga ahli dari Indonesia untuk berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan ITCP baik di dalam maupun di luar negeri.

"Sebagai tindak lanjut dari rencana pelaksanaan MoU antara Kementerian Perhubungan dengan IMO dalam kerangka ITCP, Kementerian Perhubungan akan melaksanakan rapat dengan melibatkan Kementerian Luar Negeri dan K/L terkait untuk membahas draft MoU yang telah disampaikan oleh Pihak IMO," tutup Arif.

Sebagai anggota Dewan IMO periode 2018-2019, Indonesia telah hadir dalam Sidang Dewan IMO ke-122 yang diselenggarakan di Kantor Pusat IMO London pada tanggal 15 - 19 Juli 2019. Sidang dipimpin oleh Mr. Zhang Xiaojie (China) dan wakil ketua Mr. Vice Admiral (Ret) Edmundo De Ville de Campo (Peru), serta dihadiri oleh perwakilan negara-negara anggota Dewan IMO sejumlah 40 negara, observers dari negara-negara anggota IMO dan berbagai asosiasi internasional di bidang maritim. 

Adapun Delegasi Indonesia diketuai oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan Alternate I: Atase Perhubungan RI di London, Alternate II: Kasubdit Organisasi Internasional Sektoral, Ditjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri dengan anggota delegasi yang terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal Mutilateral Kemenlu, Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional Setjen Kemenhub, Bagian Hukum dan KSLN Setditjen Hubla, dan KBRI London. 

Di sidang Majelis (Assembly) IMO bulan November 2019 ini, Indonesia akan kembali mencalonkan diri sebagai anggota Dewan IMO Kategori C. Upaya penggalangan dukungan telah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan diantaranya pelaksanaan Reception Diplomatic yang telah dihadiri oleh 56 perwakilan negara di Indonesia pada 8 Juli 2019 lalu.

Selanjutnya, penggalangan dukungan untuk menjadi anggota Dewan IMO akan terus dilakukan melalui kerja sama antara Kementerian Luar Negeri bersama Kementerian Perhubungan melalui sejumlah kegiatan yang meliputi Roadshow (kunjungan langsung) ke Kedutaan Besar Asing negara anggota IMO di Jakarta dan juga melalui penyelenggaraan Jamuan Makan Siang Business Lunch di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement