Kamis 18 Jul 2019 12:47 WIB

Jalan Protokol Jadi Sirkuit, Warga: Kenapa tidak di Sentul?

Warga menolak jalan Protokol jadi Sirkuit Formula E karena khawatir membuat macet

Rep: Umi Soliha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Jalanan Jakarta Lengang.Suasana jalana protokol yang sepi di Jakarta Pusat, Jum’at (7/6).
Foto: Fakhri Hermansyah
Jalanan Jakarta Lengang.Suasana jalana protokol yang sepi di Jakarta Pusat, Jum’at (7/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta akan menjadi tuan rumah kejuaraan balap mobil listrik atau Formula E bergengsi di dunia. Rute yang digunakan kejuaraan ini biasanya adalah jalan raya yang akan disulap menjadi sirkuit sementara.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengumumkan rencana Ibu kota menjadi tuan rumah perhelatan melalui akun Instagram-nya. Anies mengumumkan Kejuaraan Formula E akan diselenggarakan pertengahan 2020 yang akan datang.

Dinas Perhubungan DKI pun telah mengumumkan dua rute alternatif yang akan digunakan sebagai sirkuit sementara Formula E. Pihak Formula E juga diklaim telah datang ke Jakarta untuk meninjau rute tersebut. 

Adapun dua rute tersebut adalah

1. Silang Monas Belakang Stasiun Gambir-Ridwan Rais-Tugu Tani-MI Ridwan Rais-Merdeka Selatan-Wisma Antara-Berputar ke Kedubes AS-Monas-Ridwan Rais.

2. Silang Monas Selatan-belakang Stasiun Gambir-Ridwan Rais-Merdeka Selatan-bundaran air mancur-Silang Monas Selatan.

Namun, tak semua warga DKI Jakarta yang sering beraktivitas di jalan protokol yang direncanakan menjadi sirkuit Formula E setuju. Salah satunya supir taksi yang sering mencari penumpang di jalan-jalan protokol tersebut, Agus (49) mengatakan perhelatan tersebut akan mengganggu aktivitas warga DKI Jakarta.

"Kalau jalan seperti Jalan Merdeka Selatan, Silang Monas dijadikan sirkuit bakal macet banget nantinya. Di Jakarta jalan ditutup sedikit aja macetnya di mana-mana. Apalagi kalau misalnya acaranya lebih dari dua hari, kayaknya tidak memungkinkan," ujarnya.

Ia menyarankan, perhelatan tersebut diadakan di Sirkuit Internasional Sentul yang sudah nyata-nyata arena balapan. Jika tetap menginginkan di Jakarta, kata dia, sebaiknya di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.

Senada dengan Agus, Shidiq kamseno (47) warga yang sering beraktivitas disana pun mangaku keberatan rencana dua rute tersebut dijadikan sirkuit. Sebab, warga terutama pegawai kantor yang bekerja di sana tidak akan beraktivitas sebagaimana mestinya.

"Jalan-jalan itu kan jalan utama. Ya tentunya akan mengganggu aktivitas warga. Lebih baik di Sirkuit Sentul saja,"kata dia saat di temui di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (17/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement