Rabu 17 Jul 2019 17:12 WIB

Sampah Indonesia Terus Meningkat Tiga Juta Ton Tiap Tahun

Pada 2019 Indonesia akan menghasilkan sampah sekitar 66-67 juta ton.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Dwi Murdaningsih
Kegiatan pengolahan sampah menjadi barang yang bermanfaat di Sleman, Yogyakarta (Ilustrasi)
Foto: Republika TV/Wahyu Suryana
Kegiatan pengolahan sampah menjadi barang yang bermanfaat di Sleman, Yogyakarta (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia menjadi negara kedua penghasil sampah terbanyak di dunia, setelah China. Pada 2019 ini Indonesia akan menghasilkan sampah sekitar 66-67 juta ton atau meningkat tiga juta ton dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 64 juta ton.

Sebagian besar sampah yang dihasilkan ini berasal dari sampah rumah tangga hingga kegiatan usaha. Diperkirakan hanya 40 hingga 60 persen sampah yang dapat terangkut ke tempat pembuangan akhir, sisanya terbuang sembarangan.

Baca Juga

Direktur Program Dompet Dhuafa Filantropi, Bambang Suherman mengatakan, Dompet Dhuafa berkomitmen dalam hal pengentasan masalah sampah untuk mendorong tumbuhnya ekonomi sirkuler di masyarakat, terutama kaum dhuafa.

“Dompet Dhuafa melalui program Semesta Hijau mendukung upaya perbaikan di sektor lingkungan yang mampu mengangkat kemandirian dhuafa”, ujar Bambang dalam peluncuran Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi oleh delapan lembaga filantropi yang bernaung dalam ‘Filantropi Indonesia’, Rabu (17/7).

Masyarakat yang tinggal di perkotaan dan daerah penyangganya, telah menghasilkan sampah lebih besar daripada daerah lainnya. Padahal jumlah kota ini hanya tiga persen dari keseluruhan wilayah di Bumi. Meski demikian, 75 persen emisi karbondioksida dihasilkan oleh daerah perkotaan.

Selain itu sebagai negara maritim, mayoritas kota besar di Indonesia terletak di pesisir. Oleh karenanya sampah yang dihasilkan wilayah perkotaan juga turut memengaruhi bagaimana kondisi laut Indonesia dan ekosistemnya sekarang ini.

Menyadari diperlukannya promosi aktivitas pengelolaan sampah yang cerdas maka ‘Filantropi Indonesia’, Dompet Dhuafa serta Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi menyelenggarakan Philanthropy Learning Forum untuk ke-24 kalinya. Tema yang diangkat terkait langkah serta aksi untuk upaya mengatasi masalah sampah di wilayah perkotaan.

 Yayasan Budha Tzu Chi yang juga tergabung dalam ‘Filantropi Indonesia’ mempromosikan zero waste lifestyle bagi masyarakat perkotaan, dengan menerapkan prinsip hidup penuh berkah. Program pelestarian lingkungan mereka dimulai dari menggalakkan pemilahan sampah, daur ulang dan pemanfaatan limbah, dan menghargai energi.

Terkait pelestarian lingkungan di perkotaan, lembaga filantropi lainnya yakni Yayasan Kehati memiliki program Bird Watching (BW) di Pantai Indah Kapuk (PIK), yang dikhusukan untuk rentang usia 16-35 tahun. 

“Organisasi lain seperti Baznas juga memiliki program mengatasi sampah di perkotaan, salah satunya di Kota Bengkulu yang telah dipilih menjadi Kota SDGs pertama di Indonesia. Di sana Baznas melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program pengelolaan sampah menjadi biji plastik,” kata Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement