REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Harga cabai di Kota Tasikmalaya tak kunjung turun. Berdasarkan pantauan Republika.co.id di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, harga cabai merah dan cabai rawit mencapai Rp 55 hingga Rp 80 ribu per kilogram.
Entun (55 tahun), salah satu pembeli di Pasar Cikurubuk mengatakan, harga tinggi itu sudah terjadi sejak Lebaran. Sempat turun sesaat, tapi harga cabai kembali melonjak.
"Harga normal mah Rp 24 ribu per kilogram. Dari Lebaran tidak turun-turun," kata dia, Rabu (17/7).
Ia mengaku terpaksa membeli cabai meski harganya tinggi. Pasalnya, cabai itu digunakan memasak makanan yang akan dijual di warung nasinya.
Meski harga cabai tak kunjung turun, Entun tak lantas menaikannya harga makanannya. Menurut dia, para pelanggan akan pergi jika harga makanan di warungnya naik.
Untuk mengakalinya, ia mengurangi penggunaan cabai untuk masakannya. "Jadi kuang merah, ditambah kunyit saja," kata dia.
Ia berharap, pemerintah dapat berupaya untuk membuat harga cabai turun. Pasalnya, jika tak kunjung turun pendapatannya akan semakin mengecil.
Salah satu pedagang cabai, Darma (60) mengatakan, harga cabai merah per kilogramnya ada di kisaran Rp 55 ribu hingga Rp 70 ribu. Sementara cabai rawit berkisar antara Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu. Bahkan, menurut dia, di eceran harga cabai bisa menembus Rp 100 ribu per kilogram.
"Kalau tinggi sejak 10 harian. Sebelumnya Rp 10 ribu per kilo," kata dia.
Padahal, ia menyebutkan harga cabai merah ketika normal berkisar antara Rp 25 ribu per kilogram. Sementara harga cabai rawit normal berkisar Rp 30 per kilogram.
Menurut dia, kenaikan harga itu disebabkan lantaran pasokan yang kurang. Ia yang biasa mengambil barang 1 ton kini dijatahi 7-8 kuintal.
"Ya pembeli jadinya berkurang, omzet kurang, bisa turun 10 persen," kata dia.
Ia mengatakan, kenaikan ini tak seperti biasanya. Pasalnya, kenaikan harga cabai biasanya hanya sehari atau dua hari. Namun saat ini, harga cabai justru semakin melambung.
"Ini katanya petaninya juga karena kekeringan, jadi pada mati," kata dia.
Pedagang cabai lainnya, Yaya (27) mengatakan, sejak sebulan terakhir harga cabai memang tak kunjung turun. Sebaliknya, harga cabai justru semakin tinggi.
"Awalnya Rp 50 ribu per kilogram, sekarang Rp 70 ribu per kilogram. Lebaran sempat turun tapi naik lagi," kata dia.
Ia menambahkan, para pelanggan yang tadinya biasa membeli 1 kilogram turun menjadi setengah kilogram. Akibatnya, omzetnya pun ikut menurun.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan, Kota Tasikmalaya, M Firmansyah mengatakan, kenaikan harga cabai di pasaran merupakan dampak dari musim kemarau. Pasalnya, produksi para petani tak terlalu maksimal pada musim kemarau.
Menurut dia, pihaknya akan memantau terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan. "Karena para pedagang akan cari dari sumber lain," kata dia.
Selain itu, pihaknya akan melakukan klasifikasi harga kebutuhan pokok mana saja yang sudah tinggi. Setelah itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya akan kita cari distributornya langsung. Dengan begitu, kebutuhan pokok untuk Tasikmalaya dapat diakses langsung agar dikirim secara cepat dan sesuai kebutuhan.